Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2018: Start Up Unicorn Indonesia Panen Duit dari Investor

Kompas.com - 26/12/2018, 06:00 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Mengacu pada laporan keuangan EMTEK Group per kuartal III tahun 2018, Kepemilikan KMK yang merupakan anak usaha EMTEK Group di Bukalapak adalah 2.670.490 lembar saham atau 36,86 persen kepemilikan.

September 2018 lalu, Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid menyatakan masih terus menganalisis segala kemungkinan untuk bisa melakukan penawaran umum perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hal itu tak terlepas dari prestasi Bukalapak yang berhasil menembus transaksi atau gross merchandise value (GMV) sebesar Rp 4 triliun per bulan. Berkaitan dengan hal tersebut, Fajrin menjelaskan bahwa pihaknya bakal memikirkan segala dampak yang mungkin terjadi jika Bukalapak memutuskan untuk IPO.

"Kita thinking, jadi kita enggak bilang bahwa oke kita mau IPO tapi kita sedang menganalisis dampaknya itu. Paling cepat sih kayaknya tahun depan (analisisnya)," ujar Fajrin di Kantor Bukalapak, Kamis (27/9/2018).

4. Traveloka

Tak beda jauh dengan Bukalapak, Traveloka sedikit mengerem putaran pendanaan kepada perusahaannya di tahun 2018 ini. Dilansir dari Cruchbase, Traveloka tercatat mengumpulkan 500 juta dollar AS dari 4 kali putaran pendanaan semenjak 12 November 2012. Putaran pendanaan terakhir yang dilakukan oleh Traveloka yakni pada 27 Juli 2017 dengan investor Expedia sebesar 350 juta dollar AS.

Pada bulan Oktober 2018, Traveloka sempat dikabarkan mengincar pendanaan sebesar 400 juta dollar AS. Pendanaan tersebut diperoleh dari investor baru maupun eksisting. Dikutip dari Bloomberg, Jumat (5/10/2018), kabar tersebut dihembuskan oleh sumber yang tak disebutkan identitasnya.

Pendanaan itu akan digunakan Traveloka untuk mengakselerasi ekspansi bisnis. Traveloka akan menggunakan pendanaan untuk mendorong layanan dari yang terfokus pada pemesanan tiket pesawat atau hotel menjadi lebih luas, seperti pembelian tiket konser atau taman hiburan.

Traveloka yang didirikan pada tahun 2012 dan menjadi salah satu startup Indonesia yang berekspansi ke Asia Tenggara. Saat ini Traveloka beroperasi di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, dan Vietnam. Dengan populasi mencapai lebih dari 620 juta jiwa dan masyarakat kelas menengah yang tumbuh, pasar perjalanan online Asia Tenggara diprediksi naik tiga kali lipat dari 26,6 miliar dollar AS pada tahun 2017 menjadi 76,6 miliar dollar AS pada tahun 2025, menurut laporan Google-Temasek.

Baca: Traveloka Dikabarkan Incar Pendanaan Rp 6 Triliun

Bulan November 2018, Traveloka dihebohkan lewat kabar mundurnya salah satu pendiri sekaligus Chief Technology Officer (CTO) Traveloka Derianto Kusuma.

Derianto turut memberi kontribusi besar dalam mendirikan Traveloka bersama sang CEO Ferry Unardi pada 2012 lalu.

Menurut Ferry, Derianto adalah sosok penting di balik teknologi dan organisasi Traveloka yang solid. Lewat keterangan resmi, Ferry menuturkan bahwa keputusan untuk mundur diambil oleh Derianto setelah mempertimbangkan selama beberapa bulan. Ia pun mengatakan proses pengunduran diri Derianto ini sudah didiskusikan bersama para investor.

Belum lama ini, Traveloka dikabarkan telah mengakuisisi tiga agen perjalanan online (OTA) dengan nilai 66,8 juta dollar AS. Ketiganya yaitu Pegipegi Indonesia, Mytour Vietnam, dan Travelbook Filipina.

Sebelum akuisisi, ketiga perusahaan tersebut merupakan anak perusahaan dari perusahaan Jepang, Recruit Holdings. Dalam sebuah pernyataan dari pada Januari, Recruit Holdings menyatakan bahwa seluruh kepemilikannya atas tiga perusahaan dipindahkan ke Jet Tech Innovation Ventures Pte Ltd, sebuah perusahaan yang terdaftar di Singapura.

Dikutip dari Techinasia.com, Selasa (18/12/2018), pemegang saham tunggal perusahaan itu adalah Jet Tech Ventures Pte Ltd, yang sepenuhnya dimiliki oleh Traveloka dengan sebagai CEO Ferry Unardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com