Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Sebut The Fed Sebagai Masalah Utama Ekonomi AS

Kompas.com - 26/12/2018, 06:35 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNBC

WASHINGTON, KOMPAS.com - Pada malam perayaan Natal, Selasa (24/12/2018) lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menyudutkan bank sentral setempat, Federal Reserve akibat anjloknya perdagangan di pasar saham Wall Street.

Dalam akun twitternya, Trump menyatakan The Fed tidak memiliki perasaan terhadap pasar, dan menyatakan The Fed sebagai masalah utama dalam ekonomi Amerika Serikat.

"Satu-satunya masalah dalam ekonomi kita adalah the Fed. Mereka tidak memiliki perasaan terhadap pasar, mereka tidak memahami kebutuhan atas perang dagang, strong dollar, atau Democrat Shutdown (dihentikannya layanan pemerintah sementara akibat partai oposisi, Democrat, melakukan negosiasi dengan pemerintah Trump) tentang batas negara. The Fed bagaikan pegolf kuat yang tidak bisa mencetak skor lantaran dia tidak memiliki sentuhan!," sebut Trump dalam akun twitternya.

Dikutip dari CNBC Rabu (26/12/2018), Trump telah memprotes The Fed dalam beberapa bulan terkahir terkait kebijakan moneter yang dianggap mengganjal berbagai rencana ekonomi pemerintahannya.

Trump bahkan dilaporkan tengah melakukan diskusi untuk memecat Gubernur The Fed, Jerome Powell, lantaran dia frustasi dengan kondisi pasar saham yang terus anjlok dalam beberapa bulan terakhir. Meskipun pada hari Sabtu (22/8/2018) lalu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengkuotasi Trump menyatakan tidak ada niatan Trump untuk memecat Powell.

"Saya telah berbicara dengan Presiden @realDonaldTrump dan dia menyatakan 'saya benar-benar tidak setuju dengan kebijakan The Fed. Saya pikir dengan meningkatnya suku bunga dan terus tergerusnya protofolio the Fed adalah hal terburuk yang dilakukan pada saat saat seperti ini, terutama di tengah negosiasi bersar perdagangan yang sedang berlangsung, namun saya tidak pernah meminta untuk memecat Gubernur Jay Powell, atau saya percaya saya tidak memiliki hak atas hal itu,'" sebut Mnuchin mengutip pernyataan Trump.

Adapun pasar saham AS telah mengalamami koreksi yang cukup dalam dengan indeks Dow Jones serta S&P 500 masing-masing terkoreksi lebih dari 12 persen bulan ini. Keduanya sedang menghadapi kondisi terburuk sejak Great Depression pada tahun 1931.

Sebagai catatan, sebelumnya The Fed telah menaikkan suku bunga mereka sebesar 25 basis points (bps), kenaikan keempat sepanjang tahun 2018 ini, dan yang kesembilan kalinya jika dihitung sejak normalisasi kebijakan yang dilakukan pada Desember 2015.

Adapun koreksi di pasar saham terjadi paska the Fed melakukan peningkatan suku bunga acuan serta membiarkan protofolio neraca mereka menyusut pada kondisi saat ini.

Para pelaku pasar pun berharap bank sentral AS tersebut mulai memperlambat kenaikan suku bunganya, lantaran mereka khawatir dengan kondisi bunga seperti saat ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi AS terlampau cepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Whats New
RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

Whats New
KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com