Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati! Menjelekkan Perusahaan Sebelumnya Bisa Merusak Prospek Pekerjaan

Kompas.com - 26/12/2018, 09:10 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertanyaan mengapa Anda keluar dari perusahaan sebelumnya hampir selalu muncul dalam wawancara kerja.

Menghadapi pertanyaan seperti ini, pelamar kerja harus berhati-hati mengatur kata-kata. Mungkin terkesan sederhana, namun ternyata pertanyaan tersebut menjadi penilaian sendiri bagi perusahaan.

Beberapa orang tanpa sadar menceritakan aspek-aspek negatif dari perusahaan sebelumnya. Pada titik ini, pelamar kerja mungkin berpikir tidak ada yang salah dengan bersikap jujur. Namun, di situlah letak kesalahannya.

Mengutip Jobstreet.com, Rabu (26/12/2018), setiap momen wawancara Anda adalah ujian. Tugas mereka untuk menembus pertahanan Anda sehingga mereka dapat melihat sekilas kepribadian dan nilai-nilai yang Anda miliki.

Memang bersikap jujur dan natural dalam menyampaikan pandangan merupakan hal yang penting dalam wawancara kerja, namun penting juga untuk tetap netral dan positif semaksimal mungkin dalam memberikan respon.

Anda ada di sana untuk mempresentasikan diri sebagai kandidat terbaik untuk pekerjaan itu. Setiap kata yang diucapkan pelamar kerja akan membentuk persepsi dan kesan pewawancara.

Menurut JobStreet.com, berikut adalah empat alasan kenapa menjelekkan perusahaan lama Anda dapat merusak prospek pekerjaan Anda:

1. Menciptakan suasana negatif

Ada waktu dan tempat yang tepat untuk semua hal, namun wawancara kerja tidak pernah menjadi waktu atau tempat untuk menjelekkan perusahaan lama Anda. Bukan juga tempat memberikan informasi penting tentang perusahaan sebelumnya dan operasional mereka.

Selalu fokuslah pada aspek netral atau tidak bias dari pengalaman kerja Anda sebelumnya. Namun demikian, jika Anda benar-benar harus menyebutkan poin negatif tentang perusahaan tempat Anda bekerja sebelumnya, pastikan untuk membingkainya dengan cara yang positif.

Misalnya, jika Anda berbicara tentang fasilitas kerja yang terbatas di perusahaan, pastikan untuk mengimbangi hal lain yang positif, misalnya budaya kerja yang terbuka dan kreatif, atau program pelatihan yang rutin. Namun jika memungkinkan, pernyataan negatif apa pun harus dihindari agar Anda tidak menciptakan suasana negatif yang tidak dapat Anda hilangkan selama sisa wawancara.

2. Menunjukkan masalah yang belum terselesaikan

Apa pun masalah yang Anda hadapi dengan perusahaan Anda sebelumnya, itu semua di masa lalu. Mengeluh tentang hal itu tidak mengubah banyak hal. Biarkan hal yang sudah lewat. Anda sedang mencari pekerjaan yang lebih baik, jadi fokuslah pada hal itu dan kemungkinan menarik di masa depan, daripada mengandalkan pengalaman negatif di masa lalu.

Mengatakan hal negatif saat wawancara kerja memberi kesan kepada perekrut bahwa Anda memiliki masalah yang belum terselesaikan. Hal ini juga menumbuhkan keraguan dalam pikiran perekrut bahwa Anda mungkin akan menjelekkan perusahaan mereka dengan cara yang sama jika mereka mempekerjakan Anda.

3. Tidak profesional

Bagaimanapun Anda melihatnya, menjelekkan perusahaan lama Anda adalah tidak profesional, terlepas dari bagaimanapun keadaannya. Anda tidak akan menjelekkan klien secara publik, jadi mengapa Anda melakukan hal tersebut kepada perusahaan lama Anda? Itu membuat Anda terlihat picik dan tidak dapat dipercaya.

Tidak ada perusahaan atau atasan yang sempurna. Anda juga tidak sempurna. Bayangkan jika seorang perekrut menelepon bekas atasan Anda untuk referensi dan pada akhirnya bekas atasan Anda mengeluh tentang kebiasaan buruk Anda? Jadi berhati-hatilah terhadap kata-kata Anda.

Ini dunia yang kecil. Jika ada kata yang terdengar oleh atasan Anda sebelumnya bahwa Anda telah menjelekkan dia, atau perusahaan, mereka mungkin memutuskan untuk membalasnya dengan cara tertentu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com