JAKARTA, KOMPAS.com - Momentum hari raya Natal yang diikuti dengan perayaan malam Tahun Baru memengaruhi harga bahan pangan di pasar.
Ini terutama kenaikan terjadi pada harga telur ayam dan daging ayam potong. Rata-rata harga kedua bahan pangan tersebut naik sekitar Rp 5.000.
Aswati (55), salah satu pembeli yang mengeluhkan kenaikan harga-harga tersebut. Menurut dia, semestinya pemerintah bisa mengendalikan harga agar tidak naik.
"Ini pemerintahannya, semua harga jadi pada mahal. Nanti gimana ya tahun depan," ujar Aswati kepada Kompas.com, Kamis (27/12/2018).
Baca juga: Mendag Minta Pemda Kawal Harga Bahan Pokok Jelang Akhir Tahun
Aswati ingin momentum hari raya tak lantas membuat harga pangan menjadi naik. Tak hanya ayam dan telur, kata dia, harga bumbu dapur seperti bawang dan cabai juga ikut naik di dekat rumahnya. Ia berharap selepas tahun baru, harga bahan pangan kembali normal.
Keluhan senada juga disampaikan Novita (27). Ia biasanya membeli daging ayam per bagian, misalnya dada atau paha saja. Untuk harga normal, dada ayam potong dibanderol Rp 18.000 untuk dua pasang dada beserta sayap.
"Sekarang jadi Rp 20.000 di tukang sayur," kata dia.
Kenaikan harga jelang hari raya dianggap hal yang biasa bagi pedagang maupun pembeli karena tingginya permintaan. Harga telur ayam, misalnya, mengalami kenaikan rata-rata Rp 5.000.
Baca juga: Jelang Akhir Tahun, Harga Telur Ayam Hingga Bawang Merah Naik
Di Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, harga telur per kilogram mencapai Rp 28.000. Sementara pada hari biasa, harga normal telur ayam sekitar Rp 22.000-23.000 per kilogram.
Erlina (40) mengatakan, kenaikan harga sudah berlangsung sejak awal Desember.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.