Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan: Harga Telur Peternak Telur Tak Naik, tapi di Pasar Naik

Kompas.com - 28/12/2018, 13:31 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi mengatakan, semestinya tidak ada kenaikan harga telur ayam di pasar menjelang hari raya Natal dan tahun baru. Sebab, para peternak tidak menaikkan harga, masih menjual Rp 23.000 perkilogram.

"Harga di tingkat produsen tidak naik, tapi kenapa harga di pasar naik," ujar Agung di Toko Tani Indonesia Center, Jakarta, Jumat (28/12/2018).

Agung mengatakan, para peternak juga tak rela jika harga telur di pasaran dinaikkan tinggi hingga Rp 28.000 perkilogram sejak awal Desember 2018.

Kenaikan harga ini tak hanya merugikan konsumen, tapi pedagang juga rugi karena konsumen mengurangi konsumsi telur. Hal ini juga berdampak pada peternak karena telurnya tidak laku di pedagang.

"Kalau harganya tinggi tidak ada yang mau makan telur. Terus telurnya mau dikemanain?" kata Agung.

Terkait naiknya harga telur, ada beberapa dugaan penyebabnya. Setiap kali tiba perayaan hari keagamaan, muncul indikasi naiknya permintaan bahan pangan.

Jika permintaan tinggi tapi stoknya kurang, maka harga akan naik karena terjadi kelangkaan. Namun, jika stoknya melimpah, seperti telur ayam, semestinya tak naik harganya karena barang selalu tersedia. Nanun, kenaikan harga juga bisa dipengaruhi kondisi saat mendistribusikan telur.

"Bisa jadi lagi musim hujan, mobil tidak jalan kencang, artinya terlambat sampai ke pasar. Itu juga mempengaruhi," kata Agung.

Namun, tak jarang juga terjadi kecurangan pada rantai distribusi tersebut. Bisa saja pemasok yang memainkan harga, bisa juga pedagang itu sendiri. Hal tersebut banyak dijumpai pada momentum hari besar sebelumnya, di mana terdapat tengkulak yang curang dan memainkan harga.

"Kalau ada yang memainkan harga, harga akan naik juga. Banyak orang yang memanfaatkan momentum seperti ini," kata Agung.

Oleh karena itu BKP Kementan melakukan operasi pasar dengan menjual telur murah. Harga jualnya sama dengan harga yang dibeli di peternak, yakni Rp 23.000 perkilogram. Harganya jauh lebih murah daripada di pasaran saat ini karena telur ayam tersebut dipasok langsung dari peternak sehingga tak ada tangan kedua atau ketiga yang memperpanjang rantai distribusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com