Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan UMP Diprediksi Picu Naiknya Inflasi Jakarta 2019

Kompas.com - 03/01/2019, 09:03 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Trisno Nugroho memprediksi inflasi Jakarta pada 2019 akan sedikit meningkat dibanding inflasi 2018.

Perkiraan tersebut ditarik setelah memerhatikan pola perkembangan harga terhadap beberapa komoditas di pasar-pasar, rencana kebijakan pemerintah serta prospek perekonomian domestik ke depan.

Trisno memperkirakan salah satu pemicu inflasi tahun depan adalah kenaikan upah minimum provinsi Jakarta.

"Kenaikan UMP tahun 2019 juga akan menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa secara umum," ujar Trisno dalam keterangan tertulis, Rabu (2/1/2019).

Trisno mengatakan, tahun ini, tekanan permintaan masyarakat diperkirakan meningkat seiring meningkatnya perekonomian domestik. Ditambah lagi dengan adanya pesta demokrasi pemilihan presiden dan legislatif yang akan dilakukan pada pertengahan 2019.

Ia menambahkan, dinamika harga-harga di Jakarta dapat memengaruhi kinerja kestabilan harga secara nasional. Sebab, peranan Jakarta termasuk besar dalam perkembangan inflasi nasional.

"Berbagai perkembangan harga di Ibukota, telah menjadi barometer pergerakan nasional," kata Trisno.

Ia meyakini kenaikan inflasi tak akan melebihi sasaran inflasi nasional yakni 3,5 persen plus minus 1 persen.

"Penguatan koordinasi Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI dalam menentukan langkah-langkah strategis pengendalian inflasi akan terus ditingkatkan," kata Trisno.

Diberitakan sebelumnya, inflasi DKI Jakarta tahun 2018 sebesar 3,27 persen yoy. Angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi DKI Jakarta tahun 2017 yang sebesar 3,72 persen yoy.

Dari dinamika bulanan, inflasi Jakarta pada Desember 2018 mengalami peningkatan sesuai dengan pola musimannya. Inflasi Jakarta tercatat sebesar 0,60 persen, naik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar mencapai 0,3 persen.

Kenaikan musiman ini terutama berasal dari kelompok bahan makanan seiring dengan meningkatnya permintaan akan beberapa bahan pangan utama.

"Meningkatnya inflasi bahan makanan terutama disebabkan oleh naiknya beberapa harga pangan utama seperti telur ayam ras, daging ayam ras dan beras," kata Trisno.

Di samping itu, kenaikan tarif transportasi, khususnya transportasi udara dan kereta api juga berkontribusi besar dalam inflasi Desember. Hal ini terkait libur Natal dan Tahun Baru 2019 yang dimanfaatkan sebagian besar masyarakat untuk melakukan perjalanan sehingga permintaan jasa angkutan meningkat signifikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com