JAKARTA, KOMPAS.com — Pertumbuhan ekonomi akan tetap menjadi salah satu arah kebijakan ekonomi yang diusung pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Karenanya, rencana kebijakan fiskal yang diusung pasangan calon ini pun tak terlepas dari itu.
"Garis besarnya, kebijakan fiskal harus maksimal dalam mendorong pertumbuhan," ujar anggota Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dradjad H Wibowo, Jumat (4/1/2019).
Baca juga: Jubir Sebut Program Prabowo-Sandiaga Akan Dijelaskan Detail saat Debat Capres
Ekonomi merupakan salah satu dari 14 tema yang diusulkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk debat capres-cawapres Pemilu 2019. Rencananya, debat tersebut diselenggarakan lima kali, yaitu pada 17 Januari 2019, 17 Februari 2019, 17 Maret 2019, 30 Maret 2019, dan 13 April 2019.
Berikut ini sejumlah butir pokok rencana kebijakan fiskal Prabowo-Sandi sebagaimana paparan Dradjad:
Terkait stabilitas fiskal, misalnya, Dradjat menyebut akan dilakukan dengan menjaga defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan bila mungkin menguranginya.
Menurut Dradjad, timnya sepakat bahwa struktur APBN saat ini belum maksimal mendorong pertumbuhan. Meski begitu, dia tidak sependapat dengan pendapat sejumlah kalangan yang berpandangan defisit fiskal perlu diperlebar atas nama menggenjot pertumbuhan.
Baca juga: Kompas TV Jadi Penyelenggara Debat Pertama Capres-Cawapres
"Masalahnya bukan pada besaran defisit. Masalahnya ada pada belanja negara yang tidak tepat sasaran dalam arti banyak teralokasi ke belanja yang multiplier-nya rendah dan tidak efisien," ungkap Dradjad yang memang berlatar belakang ekonom ini.
Karenanya, tegas Dradjat, tim Prabowo-Sandi tidak akan memperlebar defisit APBN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sebelum merinci lebih jauh, Dradjad menggarisbawahi reformasi berarti perombakan besar. Terkait reformasi belanja negara, langkah yang akan dilakukan Prabowo-Sandi akan mencakup realokasi dan efisiensi.
"Prabowo-Sandi memberikan prioritas besar pada stabilitas harga pangan, produksi pangan, produksi bioenergi melalui antara lain pengembangan tanaman bioenergi pada lahan tidak produktif, dan permbangunan pedesaan," sebut Dradjad.
Baca juga: Jawab Megawati, Dradjad Sebut Program Prabowo Kontras dengan Kegagalan Jokowi
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.