Dan sampai saat ini, Leo belum mengekspor produk Lea Jeans. Tapi, ada pembeli dari luar negeri, seperti asal Korea Selatan, Hong Kong, Filipina, yang membeli dalam jumlah besar untuk dipasarkan di negara masing-masing.
“Kami belum tertarik jadi eksportir karena potensi pasar di Indonesia masih besar,” tegas dia.
Hanya, ada dua tantangan besar untuk industri garmen di negara kita. Pertama, tenaga kerja. Seiring kenaikan UMR, seharusnya produktivitas meningkat. Tapi kenyataannya tidak begitu, produktivitas sama saat sebelum UMR naik.
Kedua, dukungan pemerintah. Garmen sempat jadi industri prioritas karena penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Namun sekarang tidak lagi.
Alhasil, produk Indonesia kalah sama Vietnam dan China. “Kalau bisa, ada dukungan regulasi yang stabil, jangan berubah-ubah, kasih kepastian usaha,” harap Leo. (Merlinda Riska)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Di tangan Leo Sandjaja, Lea Jeans menjadi merek yang modis