Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peso Filipina Terancam Melorot ke Level Terendah 13 Tahun

Kompas.com - 07/01/2019, 09:47 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

MANILA, KOMPAS.com - Peso Filipina menghadapi tekanan menjelang pemilihan sela Mei 2019 mendatang. Ketidakpastian politik bisa menimbulkan tekanan tambahan bagi perekomian negeri itu. Nilai tukar peso pun diperkirakan bisa melorot di bawah level terendah 13 tahun.

"Risiko penurunan menyeluruh kemungkinan akan berasal dari sentimen risk-off  yang kembali fokus pada kekhawatiran inflasi tinggi dan risiko defisit double digit," kata Vishnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi di Mizuho Bank Ltd. di Singapura dikutip dari Bloomberg.com, Senin (7/1/2019).

"Risiko politik juga bisa menambah hambatan bagi peso," sambung Vishnu.

Bank sentral Filipina memerkirakan defisit transaksi berjalan akan melebar menjadi 2,3 persen dari PDB pada 2019. Angka ini terbesar dalam 18 tahun.  Sementara saldo anggaran minus 39,1 miliar peso (745 juta dolar AS) pada November. Ini merupakan defisit dalam tujuh bulan berturut-turut.

Baca juga: Presiden Duterte Bikin Kurs Peso Filipina Terendah dalam 7 Tahun

Popularitas Presiden Rodrigo Duterte sendiri terus meningkat tetapi mengingat latar belakang eksternal yang tidak menguntungkan, investor memilih menghindari aset Filipina.

Sebagai informasi, peso menderita akibat politik lokal lebih dari sekali di masa lalu. Mata uang itu merosot hampir 4 persen pada 2003 karena upaya kudeta dan skandal korupsi Gloria Arroyo, Presiden Philipina saat itu.

Survei analis Bloomberg memerkirakan, peso bakal melorot sekitar 2,5 persen menjadi 54 peso per dollar AS pada akhir tahun. Hal ini menjadikannya mata uang terburuk ketiga di kawasan ini setelah rupiah Indonesia dan baht Thailand.

Ancaman kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve dan lanjut dan perdang dagang Amerika Serikat (AS)-China memacu kekhawatiran terhadap prospek perdagangan global.  Para fund manager kemungkinan akan tetap waspada untuk berinvestasi di negara-negara yang bergantung pada aliran masuk modal untuk membiayai defisit fiskal dan neraca berjalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com