Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Brexit, Rp 14.000 Triliun Lebih Aset Perbankan Tinggalkan Inggris

Kompas.com - 08/01/2019, 09:01 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

LONDON, KOMPAS.com - Brexit belum terjadi, namun sudah memberikan dampak terhadap industri keuangan Inggris.

Bank dan perusahaan keuangan lainnya telah memindahkan dana senilai 1 triliun dollar AS (lebih dari Rp 14.000 triliun), keluar dari negara tersebut dan masuk ke negara Uni Eropa lainnya lantaran fenomena British Exit (Brexit) alias keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Beberapa bank mulai mendirikan kantor lain di Uni Eropa untuk mengamankan pengoperasian kantor regional mereka setelah Brexit terjadi, yang berarti mereka juga harus memindahkan aset dalam jumlah besar untuk memenuhi persyaratan regulator Uni Eropa.

Baca juga: Ada Brexit, Jaguar Land Rover Bakal PHK 5.000 Pegawai

Dikutip dari CNN, perusahaan lain juga memindahkan aset mereka untuk melindungi klien dari volatilitas pasar dan perubahan mendadak dalam regulasi.

Konsultan mengatakan, dana 1 triliun dollar AS tersebut merupakan 10 persen dari total aset sektor perbankan Inggris dan masih berupa perkiraan konservatif lantaran beberapa bank lain belum mengungkapkan rencana kontengensi merekan.

"Angka kami hanya mencerminkan gerakan yang telah diumumkan secara publik," ucap Omar Ali, Kepala Layanan Keuangan di EY.

EY sendiri telah melacak 222 perusahaan jasa keuangan terbesar di Inggris sejak referensdum Brexit sejak Juni 2016 lalu.

Sebagai catatan, Inggris direncanakan akan keluar dari Uni Eropa dalam 81 hari mendatang, namun Perdana Menteri Inggris Theresia May masih membutuhkan dukungan dari Parlemen Inggris untuk kesepakatan tersebut.

Parlemen sendiri direncanakan akan melakukan voting pekan depan. Jika May gagal mendapatkan suara, kesempatan untuk negara tersebut keluar dari Uni Eropa tanpa adanya persetujuan akan bergejolak.

Bank of England, bank sentral Inggris menyatakan, skenario tersebut akan memberikan dampak yang lebih parah dibanding krisis 2008 lalu.

Untuk institusi keuangan, Brexit tanpa kesepakatan adalah mimpi buruk. Absennya perjanjian hukum antara Inggris dan Uni Eropa akan menyebabkan bank dihadapkan pada kondisi kekosongan hukum dan tidak bisa melakukan beberapa bisnis mereka.

EY menyatakan, perusahaan yang dilacak telah menciptakan sekitar 2.000 pekerjaan baru di luar Inggris sebagai tanggapan atas Brexit. Beberapa bank seperti Deutsche Bank, Goldman Sachs, dan Citi telah memindahkan sebagian bisnis mereka dari Inggris. Dublin, Luksemburg dan Paris adalah tujuan-tujuan yang paling populer.

Lebih lanjut EY mengatakan, perusahaan keuangan kemungkinan akan memindahkan lebih banyak aset mereka dalam beberapa minggu mendatang.

"Semakin dekat kita pada 29 Maret tanpa kesepakatan, semakin banyak aset akan ditransfer dan jumlah karyawan dipekerjakan secara lokal atau dipindahkan," tambah Ali.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com