Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Berusia 43 Tahun, Ini Capaian Inalum Pada 2018

Kompas.com - 08/01/2019, 18:57 WIB
Mikhael Gewati

Penulis


KOMPAS.com
– Memasuki tahun 2019, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang kini telah berusaia 43 tahun akan terus mengejar penyelesaian proyek-proyek hilirisasi industri pertambangan yang juga merupakan proyek strategis nasional.

Dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Selasa (8/1/2018), Inalum saat ini telah berhasil memproduksi produk turunan aluminium berupa billet dan foundry alloy.

Holding Industri Pertambangan Nasional ini juga telah melakukan uji coba proyek optimalisasi dan upgrading tungku peleburan, finalisasi studi kelayakan untuk pengembangan smelter baru, dan ekspansi pelabuhan.

"Inalum yang menaungi PT Antam TBK, PT Bukti Asam TBK , PT Timah TBK, dan PT Freeport Indonesia ini telah pula bekerja sama dengan pertamina mendirikan pabrik Calcined Petroleum Coke (CPC), pabrik Slab Sheet dan Wire rod," tulis Inalum dalam keterangan tersebut. 

Perusahaan plat merah ini pada 2018 pun mengerjakan proyek Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, Kalimantan Barat yang keseluruhan proyeknya menunjukkan kemajuan yang positif.

Lebih lanjut, Inalum juga berencana untuk melakukan ekspansi pengembangan klaster aluminium di provinsi Kalimantan Utara tepatnya di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning. Ekspansi ini diperlukan untuk mencapai target produksi 1 juta ton aluminium di tahun 2025,

Guna merealisasikan ekspansi tersebut, Inalum bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah menandatangani Nota Kesepahaman perihal persiapan Proyek Pengembangan Klaster Aluminium.

Selain capaian-capaian postif di atas, perlu diketahui pada 2018 Inalum operasional (non-Holding) (unaudited) telah membukukan laba bersih sekitar 78 juta dolar AS.

Keuntungan itu diikuti dengan peningkatan kontribusi Perusahaan terhadap kemajuan dan kemaslahatan masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilihat dari realisasi dana PKBL dan CSR yang telah disalurkan pada tahun 2018 sebesar Rp 29 Miliar.

Kontribusi kepada masyarakat langsung

Tak cuma sebagai ujung tombak proses hilirisasi produk tambang, Holding Industri Pertambangan Nasional telah pula berkontribusi secara langsung kepada masyarakat sekitar.

Ya, Inalum punya banyak program sosial dan pemberdayaan masyarakat sekitar. Misal pada 2018 lalu, perusahaan ini berkontribusi pada masyarakat Sumatera Utara melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) serta Corporate Social Responsibility (CSR) senilai Rp 29 miliar.

"Pada akhir 2018 Inalum punya pula program bedah rumah untuk 48 rumah kurang layak huni di Kabupaten Batu Bara. Mereka pun punya program rutin tahunan sosial," tulis Inalum seperti dalam keterangan resminya.

Di antaranya adalah memberikan pengobatan gratis, perbaikan sarana ibadah, pembuatan sumur bor, pembuatan posyandu, bantuan meubelier dan sarana pendidikan untuk sekolah-sekolah di sekitar Perusahaan masih.

Adapun untuk anak muda, perusahaan plat merah ini pada 2018 pernah mengadakan pelatihan sekuriti bagi 20 pemuda dan turnamen bola voli pemuda di sekitar perusahaan.

Untuk petani yang ada di sekitar jaringan transmisi Inalum, perusahaan ini pada tahun kemarin memberikan juga bantuan peralatan pertanian dan budidaya buah naga. Dengan pelatihan ini, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian mereka.

Dari sisi pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM), Inalum melalui program kemitraan, pada 2018 ini kembali menyalurkan dana pinjaman untuk 43 Usaha Kecil Menengah di sekitar Pabrik Peleburan dan PLTA.

Sementara itu, dalam rangka pelestarian alam, Inalum bersama dengan PT Inhutani IV (Persero) dan LSM melakukan penghijauan dengan menanam pohon sebanyak 450 hektar (HA) lahan kritis di sekitar Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com