Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

EBITDA Turun, Freeport Tak Bagi Dividen Selama 2 Tahun

Kompas.com - 10/01/2019, 05:56 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAas.com - Direktur Utama PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, PT Freeport Indonesia tidak bakal membagi dividen selama kurun waktu dua tahun. Terhitung sejak 2019-2020.

Pasalnya, EBITDA atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi di Freeport dalam dua tahun ini bakal turun drastis. Hal ini terjadi karena terhentinya produksi di tambang terbuka Grasberg.

"Jadi kami nggak bakal bagi dividen selama dua tahun, nol sampai 2020," kata Budi seusai menghadiri diskusi "Kembalinya Freeport ke Indonesia, Antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Asing" di Gedung Kahmi Center, Jakarta, Rabu (9/1/2019).

Budi menuturkan, pendapatan dari produksi di tambang bawah tanah bakal mulai ada pada 2021. Nantinya, produksi diperkirakan baru sedikit dan mulai meningkat memasuki 2022 hingga stabil pada 2023 mendatang.

Pendapatan PT Freeport Indonesia diperkirakan akan kembali naik pada 2023 setelah dinilai tahun ini hingga 2020 turun. Karena EBITDA Freeport bakal merosot tahun ini dibandingkan sebelumnya, lantaran Grasberg Open Pit habis pada 2019 dan diganti dengan tambang bawah tanah.

Dalam keadaan stabil, perseroan bisa mendapat laba 2 miliar dolar AS per tahun. Bahkan revenue perusahaan akan mencapai 7 miliar dolar AS per tahun atau sekitar Rp 98 triliun per tahun (asumsi nilai tukar Rp 14.000 per dolar AS).

Nantinya, EBITDA perseroan dalam keadaan stabil bahkan mencapai 4 miliar dolar AS.

Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono menuturkan, EBITDA Freeport diperkirakan turun dari 4 miliar dolar AS menjadi hanya sebesar 1 miliar dolar AS tahun ini. 

Kendati demikian, Bambang mengatakan pendapatan Freeport turun bukan karena susutnya cadangan dan kadar barang tambang di sana. Tapi penurunan itu karena proses produksi di tambang bawah tanah (underground) Grasberg belum dimulai.

Jika nanti tambang bawah tanah sudah beroperasi, ia yakin dan optimistis pendapatan PT Freeport Indonesia akan mulai meningkat lagi.

"Sejak 2020 dan 2021 akan naik lagi sampai 2025. Nanti 2025 akan mulai stabil," sebut Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com