Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sentral AS Akan Lebih "Sabar" dalam Mengeluarkan Kebijakan Moneter

Kompas.com - 10/01/2019, 06:52 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

WASHINGTON, KOMPAS.com - Risalah pertemuan Federal Open Market Committe (FOMC) pejabat Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve atau The Fed yang dirilis pada Rabu (9/1/2019) waktu setempat menunjukkan terdapat kengganan dari beberapa pejabat The Fed mengenai kenaikan suku bunga lebih lanjut karena tekanan inflasi yang cenderung lemah.

Dikutip dari CNBCB, pejabat The Fed pun sepakat, peningkatan bertahap lebih lanjut dalam tingkat dana tertentu akan disesuaikan. Hal ini menjadi mengaburkan pernyataan The Fed sebelumnya mengenai kenaikan suku bunga hingga empat kali sepanjang 2019.

Risalah The Fed tersebut menyatakan, bank sentral bisa 'lebih besabar' menegenai kebijakan lebih lanjut.

Sebelumnya, bank sentral telaj menaikkan suku bunga menjadi dikisaran 2,25 persen hingga 2,5 persen, atau naik empat kali tahun lalu dan kesembilan kalinya sejak normalisasi kebijakan dilakukan pada Desember 2015.

"Dengan peningkatan dalam kisaran target pada pertemuan kali ini, Federal Funds Rate (suku bunga bank sentral AS) akan berada pada atau mendekati ujung bawah kisaran estimasi suku bunga netral jangka panjang, dan peserta menyatakan bahwa perkembangan terkini, termasuk volatilitas dalam keuangan pasar dan meningkatnya kekhawatiran tentang pertumbuhan global, membuat tingkat dan waktu yang tepat dari kebijakan masa depan lebih jelas dari sebelumnya," sebut ringkasan pertemuan tersebut.

Pejabat The Fed pun memangkas ekspektasi kenaikan suku bunga tahun ini dari empat kali menjadi dua kali seiring dengan pertumbuhan dan volatilitas di pasar keuangan.

"Perhatian terkait meningkatnya tensi perdagangan, prospek pertumbuhan ekonomi global, dan keberlanjutan pendapatan perusahaan menjadi faktor yang berkontribusi terhadap anjloknya harga saham," ujar risalah tersebut.

Sebelumnya, Gubernur The Fed Jerome Powell juga sempat memberikan pidato mengenai regulator yang akan lebih 'bersabar' dalam mengambil keputusan.

Seperti yang direfleksikan dalam risalah tersebut, sentimen di antara para pejabat The Fed adalah ekonomi yang tetap kuat, namun mereka menekankan risiko yang akan diterima oleh pasar.

Hal yang paling sering diungkapkan adalah kemungkinan dari melambatnya pertumbuhan ekonomi global yang lebih rendah dari yang diperkirakan, memudarnya stimulus fiskal yang lebih cepat, peningkatan ketegangan perdagangan, atau dampak lebih besar dari yang diperkirakan mengenai dampak dari pengetatan kebijakan moneter hingga saat ini.

Selain itu, pejabat The Fed juga sepakat akan menghapus bagian panduan dalam pernyataan pasca pertemuan mengenai sentimen umum kenaikan suku bunga. Sebalinya, pernyataan tersebut hanya akan mencatat bahwa kenaikan suku bunga The Fed akan bergantung pada data-data perkembangan kondisi ekonomi terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com