Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengurai Polemik Harga Tiket Penerbangan Domestik di Indonesia...

Kompas.com - 14/01/2019, 11:39 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pesawat terbang menjadi alat transportasi umum yang paling efektif untuk "melipat jarak", dibandingkan dengan jenis transportasi umum lain yang cenderung memakan waktu lama.

Wahana transportasi udara memang dibutuhkan, terutama oleh masyarakat negara kepulauan yang membentang panjang seperti Indonesia.

Sayangnya, harga tiket yang dipatok maskapai untuk sebuah penerbangan akhir-akhir ini terbilang mahal, khususnya penerbangan domestik. Hal itu membuat Kementerian Perhubungan mengeluarkan kebijakan penurunan harga tiket pesawat.

Kompas.com mencoba untuk mengurai beberapa permasalahan yang terjadi di balik keputusan Menhub Budi Karya Sumadi. Berikut paparannya:

Kontradiksi pariwisata domestik

Harga penerbangan domestik yang tinggi, seakan berbanding terbalik dengan program pemerintah yang mencanangkan peningkatan jumlah wisatawan melalui “Wonderful Indonesia”.

Mahalnya harga tiket menjadi salah satu faktor mengapa masyarakat enggan untuk berlibur di dalam negeri. Sebaliknya mereka lebih memilih destinasi internasional, karena harga tiket penerbangannya relatif lebih murah.

Contohnya beberapa penerbangan internasional dan domestik yang memiliki jarak kurang lebih sama. Misalnya, penerbangan dari Jakarta (CGK) ke Singapura (SIN) dan CGK ke Bali (DPS).

Dengan menggunakan maskapai yang sama, misalnya Lion Air, seseorang harus mengeluarkan Rp 1.451.000 untuk bisa terbang ke Bali, sementara ke Singapura lebih murah yakni Rp 1.392.700.

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Mahal di Aceh, Gubernur Surati Presiden dan Kemenhub

Padahal jika dihitung perbandingan jaraknya, JKT-SIN menempuh kilometer yang lebih panjang.

Simulasi lain, jika menggunakan maskapai Air Asia, penerbangan CGK- Kuala Lumpur (KUL) ada di harga Rp 1.067.900. Dengan maskapai yang sama, CGK-DPS yang secara kilometer memiliki jarak yang lebih pendek tiket penerbangan seharga Rp 1.352.200.

Jika sudah seperti ini, maka tidak bisa disalahkan jika masyarakat lebih memilih berlibur ke destinasi di luar negeri daripada mendatangi wisata-wisata domestik dalam negeri.

Dampak lain, wisata dalam negeri cenderung lebih sulit berkembang, karena tidak terjangkau jika dilihat dari segi biaya.

Baca juga: Ini Penyebab Harga Tiket Pesawat ke Luar Negeri Lebih Murah

Fenomena masyarakat Aceh

Di luar masalah pariwisata, ternyata keberadaan pesawat sebagai moda transportasi publik juga menuai permasalahan.

Sebagian masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi menggunakan pesawat terbang, entah karena urusan pekerjaan, keluarga, dan sebagainya, turut menjadi pihak yang terdampak.

Misalnya masyarakat Aceh yang beberapa pekan terakhir dikabarkan ramai-ramai membuat paspor untuk dapat terbang ke Jakarta dengan harga lebih murah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com