Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Perdagangan China Pukul Pasar Saham dan Komoditas Dunia

Kompas.com - 14/01/2019, 19:43 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber Reuters

LONDON, KOMPAS.com - Pasar saham dan komoditas global terpukul pada perdagangan hari ini, Senin (14/1/2019). Ini menyusul kontraksi mengejutkan pada kinerja perdagangan China yang memicu kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang lebih tajam.

Dikutip dari Reuters, data resmi yang dirilis hari ini menunjukkan impor China anjlok 7,6 persen secara tahunan (yoy) pada Desember 2018 lalu. Sementara itu, ekspor tercatat merosot 4,4 persen (yoy) pada periode yang sama.

Dari data tersebut, sejumlah pihak mengkhawatirkan pengenaan tarif oleh AS terhadap produk-produk dari China mulai memukul perekonomian Negeri Tirai Bambu tesebut. Penjualan beragam barang, mulai dari ponsel iPhone hingga mobil pun tercatat lesu pula.

Baca juga: Desember 2018, Data Perdagangan China Buruk akibat Perang Dagang

Menambah suasana gelap data perekonomian hari ini adalah lemahnya data produksi industri di kawasan Eropa. Data menunjukkan produksi industri di zona Eropa mencapai penurunan terbesar dalam hampir tiga tahun.

Imbasnya, indeks saham unggulan Eropa FTEU3 melemah 0,9 persen pada sesi perdagangan di bursa London. Sementara itu, indeks sahan DAX Jerman dan CAC Perancis anjlok masing-masing 1,5 dan 0,9 persen.

Pada perdagangan hari ini, saham perusahaan-perusahaan barang mewah dan sektor otomotif terpukul paling keras.

Baca juga: BI: Perang Dagang AS-China Masih Mengancam

Di kawasan Asia, indeks sahan MSCI Asia Pasifik di luae Jepang juga merosot sekira 1 persen dari posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Indeks saham China dan Hong Kong mengalami pelemahan paling parah.

"Data perdagangan (China) bulan Desember cenderung lesu, namun data dari bulan-bulan sebelumnya secara mengejutkan kuat dan menunjukkan ekspor ke AS berada pada laju moderat, yang merefleksikan produsen mencoba memitigasi risiko terlebih dahulu terhadap kemungkinan peningkatan tarif," jelas Neil Shearing, kepala grup ekonom di Capital Economics.

Prospek melemahnya pertumbuhan ekonomi global juga merambat ke pasar komoditas. Harga minyak mentah dunia merosot 1 persen, sementara harga tembaga dan aluminium dunia amblas di London dan Shanghai.

Namun demikian, aset-aset safe haven diuntungkan dari kondisi tersebut. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun anjlok ke level 2,6690 persen, level terendah dalam sepekan, sementara harga emas dunia melonjak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com