Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Crispy Iwak Nyuzz Terinspirasi dari Hasil Nelayan yang Tak Laku

Kompas.com - 17/01/2019, 10:05 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terinspirasi dari sisa ikan yang tidak terjual, Siti Rochanah kemudian berinisiatif mengembangkan bisnis berbahan dasar ikan.

Siti tinggal di lingkungan yang banyak memproduksi ikan, dekat dengan pelabuhan. Rumahnya tak jauh dari pasar ikat terbesar di Jawa Tengah, yakni Pasar Kobong. Biasanya, yang berjualan di pasar tersebut  adalah para istri nelayan.

"Saya lihat istri nelayan dapat banyak, tapi dijual saja. Kalau ada yang tidak laku sudah dibuang sia-sia," ujar Siti kepada Kompas.com, Rabu (16/1/2019).

Siti saat itu berpikir, sayang sekali jika ikan tersebut dibuang. Di daerahnya, ikan merupakan komoditas paling besar sehingga hasilnya melimpah. Namun, daya tahannya tidaklah lama. Oleh karena itu, ia berpikir untuk menyulap ikan mentah menjadi bisnis camilan makanan yang memiliki daya tahan lebih lama.

Di awal berbisnis, Siti belum merintis usahanya sendiri. Ia menjadi reseller produk orang lain. Namun, saat itu ia tak sreg dengan produk makanan itu karena tak memiliki standar yang jelas, baik dari segi pengolahan maupun pengemasan.

Isi satu kemasan kualitasnya berbeda dengan kemasan lainnya. Akhirnya, anak Siti mencetuskan bagaimana jika ibunya membuka bisnis sendiri.

"Saya juga bertemu dengan mentor yang ditugaskan untuk CSR di daerah ini. Saya diberi alat untuk memproduksi," kata Siti.

Usaha Siti didampingi oleh dua perusahaan, yaitu Indonesia Power dan BTPN. Siti pun membuat camilan ikan crispy yang dinamakan Iwak Nyuzz. Ia menjual camilan berbahan dasar ikan, mulai ikan wader tepung sampai udang kecil tepung.

Di samping itu, sejak 2009, Siti juga mengikuti pelatihan wirausaha oleh BTPN. Setiap bulannya, pelaku UMKM di kota masing-masing diberi tempat untuk berjualan di kantor cabang BTPN.

"Saya setiap bulan pasarkan produk saya di situ. Sekarang saya diangkat jadi koordinatornya," kata Siti.

Siti juga mulai ikut acara pameran di berbagai tempat. Ia juga memperbaiki kualitas kemasan serta mendaftarkan hak cipta di Kementerian Hukum dan HAM.

Iwak Nyuzz juga sudah mengantungi sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia. Di balik kemasan juga tercantum analisa gizinya, lengkap dengan tanggal expired selama 7 bulan.

"Ada tambahan range waktu sebulan. Pemasarannya lebih enak karena lebih lama," kata Siti.

Hingga saat ini, Siti hanya memiliki satu pabrik rumahan di Semarang. Menurut dia, dengan hanya memiliki satu rumah produksi dapat mempertahankan standar kualitas produknya.

Hingga 10 tahun berbisnis, Siti sudah mengantungi beberapa sertifikasi. Selain sertifikasi halal, ia juga mendapat ISO 9001 untuk manajemen mutu serta Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Prosedured (SSOP) untuk produk perikanan.

Siti memasarkan produknya melalui supermarket hingga toko online. Selain punya website sendiri, Iwak Nyuzz juga dijual lewat e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia, dan Shopee. Namun, Siti mengaku dagangannya paling laku dijual di Bukalapak.

"Sampai sekarang saya jadi Pedagang Besar," kata Siti. Sementara itu, omzetnya perbulan bisa mencapai 25 juta. Belum lagi jika ditambah dengan pameran, bisa naik menjadi Rp 30 juta.

"Ping besar penjualannya di Medan, Makassar, dan Timika. Ada juga reseller yang bikin omzetnya naik," kata Siti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com