Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan Karet untuk Campuran Aspal Sudah 7 Persen

Kompas.com - 21/01/2019, 12:35 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui lembaga terkait akan menggunakan karet untuk dicampur dalam penggunaan aspal dalam pengaspalan jalan. Rencana ini sudah dicanangkan sejak 2018 lalu.

Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, penggunaan bahan karet untuk aspal sudah berjalan untuk pengaspalan jalan nasional. Pemanfaatan ini juga terus diperluas ke daerah-daerah.

"Teman-teman PU (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) sudah memanfaatkan aspal karet. Nah akan perluas lagi rapatnya untuk pemerintah daerah (pembahasan karet). Pemerintah didorong menggunakan aspal karet," kata Sigit di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (21/1/2019).

Baca juga: Pemerintah Mau Bikin Jalan Aspal Karet, Petani Bisa Dapat Untung

Sigit menuturkan, terdapat beberapa jenis jalan yang bisa digunakan karet sebagai bahan campuran aspal, mulai daei jalan nasional, provinisi, dan kabupaten. Ketahanannya pun telah teruji.

"Yang banyak ternyata jalan kabupaten. Empat kali lipat dari jalan pusat, sekitar 380.000 kilometer. Itu seluruh Indonesia," ujarnya.

Dia menuturkan, penggunaan karet untuk campuran aspal ini akan menyerap penggunaan komoditas perkebunan ini. Penggunaannya sudah dimulai sejak 2018 dan juga tahun ini, sehingga jumlahnya diharapkan terus meningkat.

"(Serapannya) 7 persen dari produksi aspal itu," sebutnya.

Baca juga: Setelah Plastik, Kini Jokowi Mau Bikin Jalan dari Aspal Karet

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiadi, menuturkan, penggunaan aspal karet akan dilakukan di sejumlah daerah produksi karet, seperti Sumatera Selatan, Jambi, Medan dan Kalimantan. Dengan langkah ini diharapkan harga karet bisa meningkat.

"Kita akan angkat, jadi harga karet akan naik terutama di beberapa sentra karet di Indonesia Sumatera Selatan, Jambi, Medan dan Kalimantan. Karena sekarang harga karet agak turun. Nah, kita harapkan ada terbentuk satu harga untuk masyarakat," kata Budi di Jakarta, Senin (7/1/2019) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com