JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa bulan jelang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden April 2019, kondisi perekonomian Indonesia dinilai menunjukkan tren positif. Direktur Panin Asset Management, Ridwan Soetedja mengatakan, pada 2019, iklim investasi ikut membaik meski Pemilu kerap disebut momok bagi investor.
"Risiko politiknya adalah setahun sampai setengah tahun. Begitu ada calon pasti, semakin dekat ke pemilu, kita bisa dapat gambaran siapa calon yang kuat," ujar Ridwan di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (21/1/2019).
"Jadi dari sisi risiko cenderung lebih kecil mendekati Pilpres nanti," lanjut dia.
Ridwan mengatakan, sebelum ada calon yang pasti dalam Pemilu, pasar mengalami ketidakpastian. Pelaku pasar cenderung wait and see melihat kondisi politik Indonesia.
Baca juga: Pilpres 2019 Akan Pengaruhi Tren Periklanan
Dari pengalaman Pemilu sebelumnya, justru indeks harga cenderung naik begitu dekat dari hari H. Meski diprediksi tumbuh, potensi gejolak itu tetap ada jika muncul konflik imbas pengumuman presiden terpilih.
"Biasanya ada sedikit euforia saat Pilpres. Semoga lancar-lancar saja, tidak ada ribut," kata Ridwan.
Selain itu, Pemilu juga otomatis meningkatkan konsumsi dan daya beli masyarakat. Hal ini menunjukkan tanda positif karena berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Selain itu, ada gaji ke-13 dan kenaikan gaji bagi pegawai negeri sipil mendongkrak indeks konsumsi.
"Ini secara langsung bisa meningkatkan pendapatan dan konsumsi masyarakat. Bantuan langsung tunai juga dampaknya besar, utamanya bagi kelas bawah," kata Ridwan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.