Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Ritel Kolaps, Konsumen Pilih Home Industry dan Toko Online

Kompas.com - 21/01/2019, 20:02 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah ritel terpaksa menutup sejumlah toko fisik karena merugi. Sebut saja Giant dan Hero yang menutup beberapa gerainya yang tak laku.

Direktur Panin Asset Management, Ridwan Soetedja menganggap, penyebabnya bukan karena turunnya daya beli masyarakat. Justru, tahun lalu dan tahun ini diprediksi daya beli masyarakat dan konsumsi tumbuh positif.

Menurut Ridwan, hal ini terjadi lantaran perusahaan ritel kalah saing dengan toko online.

"Kalau untuk ritel emang pengaruh dari kemajuan teknologi. Masyarakat shifting, sekarang belinya online," ujar Ridwan di Mainhall BEI, Jakarta, Senin (21/1/2019).

Ridwan mengatakan, maraknya toko online dengan produk serupa otomatis memukul bisnis ritel. Apalagi pemesanan barang lewat online bisa lebih mudah, bisa dilakukan kapan saja menggunakan gadget.

Di samping itu, masyarakat juga beralih ke produk industri rumahan. Dengan kualitas tak jauh beda, harga yang didapatkan bisa lebih murah.

"Untuk produk sehari-hari, ada perkembangan baru. Misal mau beli sabun, dengan kemajuan teknologi sekarang, ada yang jual barang dengan konten yang isinya sama. Meski bukan barang bermerk," kata Ridwan.

Ridwan mengatakan, konsumen saat ini cenderung tak mempedulikan merk, terutama untuk barang kebutuhan sehari-hari. Jika mendapat yang kualutas sama dengan harga murah, maa akan dipilih.

"Itu yang kita lihat trennya mempengaruhi retailer. UKM UKM itu," kata Ridwan.

Sebelumnya diberitakan, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) menutup 26 gerainya dan memutus kerja 532 karyawan. Penutupan tersebut merupakan langkah efisiensi imbas turunnya total penjualan sepanjang 2018, yakni sebanyak 1 persen senilai Rp 9,84 milliar. 

Tahun 2017 lalu penjualan total HERO mencapai Rp 9,96 milliar. Penurunan tersebut disebabkan oleh penjualan pada bisnis makanan yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com