Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Faktor IMF Memangkas Pertumbuhan Ekonomi Global 2019

Kompas.com - 22/01/2019, 11:37 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

DAVOS, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2019. Hal ini sebagai dampak dari ketegangan perdagangan juga meningkatnya suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat.

IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini sebesar 3,5 persen, lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi 2018 yang sebesar 3,7 persen, juga lebih rendah dari proyeksi untuk 2019 yang diumumkan IMF pada Oktober lalu.

Walaupun demikian, IMF tak mengubah prediksi pertumbuhan AS pada level 2,5 persen. Selain itu, seperti dari MarketWatch, Selasa (22/1/2019) terdapat 19 negara menggunakan mata uang euro yang proyeksi pertumbuhan ekonominya diturunkan dari 1,8 persen menjadi 1,6 persen.

Adapun untuk negara berkembang, IMF juga memproyeksi pertumbuhannya melambat dari 4,6 persen di 2018 menjadi 4,5 persen.

Baca juga: Cerita Boediono soal Kesalahan Resep IMF Menangani Krisis 1998

Sementara untuk pertumbuhan ekonomi China, sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, diprediksi akan melambat menjadi 6,2 persen tahun ini, dari 6,6 persen tahun lalu.

Selain IMF, Bank Dunia dan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) juga telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2019.

Meningkatnya tensi perdagangan memberikan dampak yang cukup besar terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, Amerika Serikat telah menerapkan tarif impor untuk impor, baja, dan ratusan jenis produk China. Hal ini  membuat China membalas dengan menerapkan hal yang sama, juga partner dagang Amerika Serikat lainnya.

"Meningkatnya ketidakpastian perdagangan akan berdampak lebih jauh terhadap investasi juga rantai suplai global," ujar Chief Ecomomist IMF Gita Gopinath.

Meningkatnya suku bunga di Amerika Serikat serta beberapa wilayah lainnya turut memberikan risiko kepada negara-negara berkembang juga perusahaan-perusahaan yang meminjam dana dalam jumlah besar ketika suku bunga berada pada posisi terendah di kisaran 2007 hingga 2009.

Ketika utang bergulir, peminjam-peminjam tersebut harus membayar utang mereka dengan suku bunga yang lebih tinggi. Nilai tukar dollar AS yang menguat juga membuat segalanya menjadi lebih sulit bagi peminjam yang berasal dari pasar berkembang yang mengambil pinjaman dalam mata uang AS.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com