Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Budidaya Ikan, Sedikit Cerita dari Danau Toba...

Kompas.com - 22/01/2019, 18:31 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

Sebagai sebuah destinasi wisata, Danau Toba bisa saja menciptakan peluang mata pencaharian baru bagi warga.

Sayangnya, hal itu masih jauh dari bayangan. Jalan menuju Danau Toba kerap longsor sehingga menutupi jalan utama.

“Kami sebagai warga belum melihat ini jadi peluang bisnis baru yang bisa diandalkan. Wisatawan yang ke sini masih sedikit. Penginapan juga belum tumbuh, yang aktif dan beroperasional baru satu atau dua,” kata Robin.

Budidaya berkelanjutan

Pada dasarnya, jika dikelola dengan praktik yang berkelanjutan,  KJA dapat hidup berdampingan dengan ekosistem Danau Toba. Tak menutup kemungkinan pula KJA di wiayah Danau Toba ke depannya bisa dikembangkan menjadi pilihan ekowisata.

Mengenai budidaya berkelanjutan, PT Japfa Comfeed Indonesia melalui anak usahanya PT Suri Tani Pemuka (STP) yang sudah beroperasi di Danau Toba sejak 2012 sudah menjalankan hal itu.

Sebagai korporasi, STP mengantongi izin operasi KJA di tiga lokasi, yakni Tambun Raya, Sipolha, dan Tigaras.

Sejak berdiri, STP mengutamakan budidaya ikan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Mereka menerapkan pola dengan menggunakan benih yang berstandar, menggunakan pakan yang ramah lingkungan, dan juga pemberian pakan dengan menggunakan mesin sehingga terkontrol dan sesuai kebutuhan.

Berbeda dengan operasional perusahaan, petani biasanya melakukan aktivitas secara manual. Akan tetapi, para petani bisa belajar bagaimana mempraktikan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), ramah lingkungan, dan berkelanjutan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh KKP RI.

STP juga aktif bermitra dengan masyarakat pembudidaya ikan di kawasan Danau Toba. Bahkan,  pada 2016 dan 2017 mereka juga mengadakan sosialisasi praktik budidaya ikan yang baik dengan target masyarakat pembudidaya.

Pembinaan mencakup aspek peningkatan produktivitas dan penerapan praktik yang ramah lingkungan serta berkelanjutan.

Pada 2018, STP juga mengadakan pembinaan pemanfaatan produk sampingan ikan budidaya seperti sirip, kepala ikan, dan kulit ikan yang dapat dijadikan kudapan ringan untuk mendorong peningkatan perekonomian masyarakat sekitar.

“Kami ini sebenarnya menunggu saja. Kalau harus dibina, ya kami siap (dibina). Kalau harus dikenakan pajak, kami juga siap (membayar pajak),” tambah Robin lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com