Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luncurkan Satelit, PSN Incar 25 Juta Masyarakat yang Belum Terjangkau 4G

Kompas.com - 23/01/2019, 14:16 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), perusahaan telekomunikasi berbasis satelit swasta segera meluncurkan satelit Nusantara Satu pada Februari 2019.

Nusantara Satu merupakan satelit pertama di Indonesia dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS). Dengan teknologi tersebut, kapasitas bandwidth yang dihasilkan jauh lebih besar ketimbang satelit lainnya yang sudah ada di Indonesia.

Direktur Utama PT PSN Adi Rahman Adiwoso mengatakan, tujuan utama mereka meluncurkan satelit Nusantara Satu karena melihat kesenjangan penyediaan fasilitas telekomunikasi di daerah. Satelit yang ada saat ini belum secara luas menjangkau masyarakat di daerah pelosok untuk mendapat sinyal broadband 4G.

"Kebutuhan internet kita sangat tinggi. Masih ada 25 desa atau 25 juta orang yang tidak punya koneksi telekomunikasi atau internet dengan baik. Itu target kita mencakup mereka," ujar Adi di Jakarta, Rabu (23/1/2019).

Baca juga: Gandeng Singapura, Telkomsat Luncurkan Layanan Satelit Maritim

Indonesia sebagai negara kepulauan butuh konektivitas yang memadai untuk menghubungkan satu pulau dengan pulau lain.

Adi mengatakan, jika masalah konektivitas tak segera diselesaikan, maka ketimpangan semakin lebar di masa depan. Semaju apapun kebijakan pemerintah, seperti Online Single Submission ataupun pendaftaran secara online, tidka akan berlaku di daerah jika jaringan internetnya tidak mumpuni.

Guru dan dokter menjadi contoh profesi yang terdampak jika kualitas internet di daerahnya buruk.

"Guru harus mengambil informasi dari Dinas Pendidikan terkait soal-soal, materi pembelajaran, sehingga sesuai dnegan standar nasional," kata Adi.

Selama beberapa tahun belakangan, PSN telah mengoperasikan beberapa satelit untuk menjangkau daerah terpencil. Dengan adanya Nusantara Satu, diharapkan jangkauannya bisa lebih luas.

"Dengan peluncuran N-1, diharapkan bisa menjangkau desa-desa dlama 2-2,5 tahun sejak satelit ini beroperasi," kata Adi.

Satelit Nusantara Satu dibuat di California dan akan diluncurkan di Florida. Satelit ini memiliki kapasitas hingga 15 gigabit persekon dengan berat fisik 4,7 ton. Beratnya jauh lebih ringan daripada rata-rata satelit Indonesia yakni kisaran 5,5-6 juta ton.

Nusantara Satu didesain mampu bertahan selama 15 hingga 20 tahun.

Adapun cakupan satelit ini meliputi seluruh wilayah Indoneisa hingga Asia Tenggara. Setelah meluncur, satelit ini akan ditempatkan pada slot orbit 146 derajat bujur timur, tepat di atas Papua. Kemudian, satelit akan dikendalikan melalui Satellite Control Center di Jatiluhur, Jawa Barat. PSN juga menggandeng PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) untuk perlindungan atas risiko peluncuran dan operasional ketika satelit telah mengorbit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com