Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer: Menyelamatkan BPJS Kesehatan hingga Sri Mulyani soal Imbauan IMF

Kompas.com - 24/01/2019, 05:09 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Jalan Tengah Menyelamatkan BPJS Kesehatan

Kementerian Kesehatan menerbitkan Peraturan Menkes Nomor 51 Tahun 2018 yang mengatur aturan main soal urun biaya dan selisih biaya untuk JKN-KIS.

Aturan mengenai urun biaya menyebutkan, ada tambahan biaya bagi peserta untuk rawat jalan dan rawat inap. Untuk rawat jalan, besarannya Rp 20.000 untuk setiap kali kunjungan rawat jalan di RS kelas A dan RS kelas B, Rp 10.000 untuk setiap kali kunjungan rawat jalan di RS kelas C, RS kelas D, dan klinik utama.

Biaya paling tinggi sebesar Rp 350.000 untuk paling banyak 20 kali kunjungan dalam waktu 3 bulan. Adapun untuk rawat inap, besaran urun biayanya adalah 10 persen dari biaya pelayanan.

Angkanya dihitung dari total tarif INA CBG's setiap kali melakukan rawat inap, atau paling tinggi Rp 30 juta. Selanjutnya, BPJS Kesehatan akan membayar klaim RS dikurangi besaran urun biaya tersebut.

Baca selengkapnya di sini

Baca juga: BPJS Kesehatan: Peserta JKN-KIS yang Pindah Kelas Perawatan Harus Bayar Selisih Biaya


2. Sri Mulyani: Imbauan IMF Kurangi Rasio Utang Tak Berlaku untuk Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani menganggap rasio utang Indonesia masih berada di level aman. Hal ini terkait imbauan Dana Moneter Internasional ( IMF) agar negara-negara perlu memitigasi beban utang.

Baru-baru ini, IMF merilis laporan outlook ekonomi dunia yang menurunkan target pertumbuhan ekonomi global. Di dalam laporan tersebut, IMF menyatakan perlu kerangka kerja makroprudensial yang kuat untuk mengatasi beban utang.

Menurut Sri Mulyani, peringatan IMF itu hanya berlaku bagi negara-negara yang rasio utangnya tinggi. Baca juga: Akhir November, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi 372,9 Miliar Dollar AS.

"Kan ada negara advanced country (negara maju), bahkan di Eropa yang debt to GDP ratio (rasio utang terhadap produk domestik bruto/PDB) itu sudah di atas 60, ada yang 80, bahkan 100 persen. Negara-negara seperti itu mereka pasti melakukan konsolidasi fiskal," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Baca selengkapnya di sini

Baca juga: Ekonomi Indonesia Disebut Setara Haiti, Sri Mulyani Anggap Berbeda Jauh

3. Ingin Dapat Pekerjaan Impian? Cantumkan 6 Kata Ini di Surat Lamaran

Surat lamaran adalah aspek penting dalam mencari kerja. Tujuan surat lamaran bukan meminta pekerjaan secara sopan, tetapi lebih dari itu.

Pakar karier Vicki Salemi memandang, ada sejumlah kata kunci yang bisa membuat surat lamaran kerja Anda menarik perhatian perekrut dan Anda memperoleh pekerjaan yang diidamkan.

"Anda bisa menarik perhatian manajer HRD dengan berbicara dalam bahasa perusahaan. Pelajari deskripsi pekerjaan perusahaan sebelum melamar, revisi surat lamaran Anda, dan lakukan riset cepat dan ganti kata-kata dalam surat lamaran berdasarkan bahasa perusahaan," jelas Salemi seperti dikutip dari Reader's Digest, Rabu (23/1/2019).

Setiap pekerjaan tentu memiliki persyaratan yang berbeda. Berikut ini 6 kata yang harus dimasukkan ke dalam surat lamaran Anda agar bisa memperoleh pekerjaan yang Anda idamkan.

Baca selengkapnya di sini

Baca juga: Ingin Bangun Karier di Luar Negeri? Cek 5 Negara Pilihan Ekspatriat Ini

4. Catat, Garuda Indonesia Akan Beri Diskon Harga Tiket hingga 70 Persen

Maskapai Garuda Indonesia akan memberikan diskon harga tiket hingga 70 persen ke beberapa destinasi. Promosi ini dilakukan maskapai plat merah itu dalam rangka memperingati ulang tahunnya yang ke-70.

"Kita akan melakukan Garuda Group Anniversary Festival di 26 sampai 31 (Januari 2019). Kita akan menyiapkan di jalur tertentu itu 1.000 seat dengan harga 70 persen lebih murah daripada harga normal," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara di Garuda Indonesia Training Center, Jakarta Barat, Rabu (23/1/2019).

Ari menambahkan, rute-rute yang mendapat diskon hingga 70 persen, yakni Denpasar, Surabaya, Yogyakarta, Aceh dan Padang. Sedangkan yang mendapat diskon 50 persen, yaitu rute Ambon, Makassar dan Jayapura.

"Jadi semuanya kita turunkan, memang terjadi pertanyaan dari masyarakat 'Kok cuma segitu (1.000 kursi) sih kapasitasnya'. Ya kita biasanya menawarkan yang murah dulu yang kapasitas 30 persen, kalau permintaan naik otomatis secara bertahap tiketnya pasti akan naik. Biasanya yang terakhir dapat harga yang paling mahal, biasanya yang besok atau dua hari lagi berangkat itu yang paling mahal," kata Ari.

Baca selengkapnya di sini

Baca juga: Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air Berpotensi Kena Denda Rp 25 Miliar

5. Mengapa Harga Tiket Pesawat Mahal?

Pada saat ini kita semua sedang terjebak dalam sebuah ruangan yang bernama “penerbangan berbiaya murah”.

Penerbangan berbiaya murah sebenarnya “hanya” sebuah model bisnis atau strategi marketing. Model ini memotong biaya-biaya yang dianggap tidak begitu perlu untuk dibebankan kepada penumpang. Misalnya, makan minum dan fasilitas bagasi serta beberapa sektor lainnya.

Persoalan yang kemudian terjadi, maskapai penerbangan berlomba-lomba menurunkan harga karena persaingan yang tidak bisa dihindari. Padahal, aslinya, biaya operasi penerbangan memang tinggi.

Menurunkan harga untuk mengejar penerbangan berbiaya murah telah berhasil membius masyarakat luas tentang penerbangan yang ternyata bisa diselenggarakan dengan biaya murah.

Baca selengkapnya di sini

Baca juga: Indef: Bagasi Berbayar, Harga Tiket Pesawat Harusnya Turun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com