Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Sebut Indonesia Mulai Populer di Kalangan Pengusaha Dunia

Kompas.com - 24/01/2019, 06:07 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, Indonesia mulai populer di kalangan pemangku kepentingan ekonomi dunia.

Kecenderungan tersebut ditunjukkan dari diundangnya empat menteri dan sejumlah pengusaha Tanah Air ke rangkaian acara Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia 2019 di Davos, Swiss.

Luhut menyebutkan, dirinya diagendakan akan menghadiri sejumlah forum seperti High Level Dialogue on Zero Budget Natural Farming, menjadi pembicara pada sesi Environmental Action Through Trade, pertemuan dengan Anggota Dewan Direksi Siemens AG Cedrik Neike.

Kemudian, mengunjungi Indonesia Pavilion, bertemu Morten Baek selaku Menteri Energi dan Iklim Denmark, pertemuan multilateral dengan Presiden WEF Borge Brende dan menjadi pembicara dalam Dialog Tingkat Pejabat Tinggi mengenai persatuan dalam keberagaman.

Baca juga: Darmin: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terjaga di Tengah Perang Dagang

"Permintaan itu banyak sekali karena Indonesia mulai populer," kata dia dikutip dari Kantor berita Antara, Rabu (23/1/2019)/

Luhut hadir bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menkominfo Rudiantara, dan Kepala BKPM Thomas Lembong yang juga diundang hadir dalam gelaran tahunan itu.

Mantan Menko Polhukam itu mengaku membawa misi khusus dalam kunjungannya ke Davos kali ini diantaranya mengenai penanganan sampah laut serta kondisi politik dan ekonomi Indonesia.

"Saya jelasin masalah ekonomi, sekarang gimana posisi Indonesia. Yang kedua masalah sampah laut ini sebagai serious matter (masalah serius) sekarang, jelasin lagi apa yang kita kerjain seperti penanganan Citarum dan sampah di laut kita yang banyak. Nanti orang juga nanya politik Indonesia," tuturnya.

Menurut Luhut, kini yang paling penting adalah mengenalkan Indonesia secara utuh. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup positif, ia menilai nampak sekali terjadi perubahan-perubahan sehingga Indonesia mulai banyak dikenal.

"Apalagi setelah penyelenggaraan Asian Games yang hebat dan suksesnya Pertemuan Tahunan IMF-WBG kemarin di Bali, karena yang hadir 189 negara dan badan-badan dunia, mereka mengapresiasi penyelenggaraannya," sebut dia.

"Lalu penanganan bencana di Palu dan Lombok yang semua tertangani secara baik. Harus diteruskan supaya jangan lupa orang itu," lanjut Luhut.

Lebih dari 3.000 peserta dari kalangan pemerintahan, ekonom, pelaku bisnis, pelaku seni, budaya dan media berkumpul di kota pegunungan, Davos, di Swiss.

Bill Gates, George Soros, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte, CEO Goldman Sachs yang baru David Solomon, dan Ray Dalio Founder Bridgewater adalah contoh nama-nama besar yang dikabarkan hadir tahun 2019 ini.

Dari kalangan akademisi dan praktisi bisnis, Indonesia direpresentasikan oleh Profesor Ekonomi Internasional pada Universitas Indonesia Mari Elka Pangestu, Ketua Umum Kadin Roesan Roeslani, CEO PT Bakrie Global Ventura Anindya Bakrie, Pendiri & CEO Tokopedia William Tanuwidjaja, Direktur Grup Lippo John Riady, dan sejumlah tokoh bisnis papan atas lainnya dari Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com