LONDON, KOMPAS.com - Mendung menggelayuti kondisi perekonomian negara-negara kawasan Uni Eropa.
Gubernur Bank Sentral Eropa (Eruropean Central Bank/ECB) Mario Draghi meneskripsikan kian gelapnya perekonomian Eropa dalam konferensi pers setelah pertemuan penyusunan kebijakan pada Kamis (24/1/2019).
Dikutip dari BBC Jumat, (25/1/2019), Draghi mengatakan data-data perekonomian lebih lemah dari prediksi, dan risiko pertumbuhan semakin meningkat.
Dalam pernyataannya, muncul petunjuk yang jelas bahwa ECB akan lebih lama menaikkan suku bunga dari yang telah disarankan sebelumnya. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan mereka adalah perlambatan perekonomian di China serta semakin turunnya dampak dari stimulus kebijakan pemangkasan pajak di Amerika Serikat oleh Presiden Donald Trump.
Baca juga: Bank Dunia: Dampak Ekonomi Brexit Tak Hanya Pukul Inggris dan Uni Eropa
Dia juga menyebutkan kondisi industri otomotif di Jerman yang terdisrupsi peraturan prosedur uji emisi terbaru.
Draghi menjelaskan, ada peningkatan ketidakpastian akibat dari meningkatnya proteksionisme perdagangan. Kurangnya ada kejelasan dari negosiasi Brexit juga menjadi sumber dari ketidakpastian tersebtut.
Draghi mengharapkan tak gangguan signifikan terhadap negara-negara bermata uang Euro akibat Brexit, namun dia juga mengatakan kebutuhan Eropa akan rantai nilai antar batas negara. Namun, dai menyadari beberapa negara akan lebih terekspos dampak efek kepergian Inggris dari Uni Eropa.
Namun, masalah terbesar dari ECB adalah sejauh mana semua masalah tersebut akan berlangsung.
Baca juga: Uni Eropa Rombak Daftar Hitam Negara Surga Pajak
Meski menyampaikan beberapa ketidak pastian terhadap prospek perekonomian Eropa, Draghi mengatakan kepada Dewan Pemerintahan ECB sebagai pihak yang mengabil keputusan kebijakan bahwa kemungkinan terjadinya resesi rendah. Walau mereka tetap membahas adanya risiko tersebut.
Hingga saat ini, kebijakan ECB masih cenderung berada dalam wilayah tidak konvensional akibat dari krisis keuangan Tingkat bunga utamanya masih nol, dan tingkat bunga yang dibayarkan bank untuk deposito berjangka satu malam atau di bawah itu masih negatif selama lebih dari empat tahun belakangan.
Walaupun demikian, normalisasi kebijakan ECB telah dimulai. ECB mulai berhentu pembelian aset keuangan terutama obligasi pemerintah bulan lalu.
ECB pun mulai memberikan beberapa indikasi kapan akan mulai menaikkan sebelumnya. Bank sentral menyatakan, mereka mengharapkan suku bunga utama ECB tetap berada di level saat ini setidaknya selama musim panas 2019, dan selama apapun selama diperlukan jntuk menjaga inflasi di target ke bawahnya, namun mendekati 2 persen.
Hal tersebut tak berubah, namun Draghi mengatakan ada harapan bahwa kenaikan suku bunga tidak akan terjadi sampai tahun depan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.