Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingginya Dana untuk Naik Pesawat Berdampak ke Banyak Sektor

Kompas.com - 25/01/2019, 15:41 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kebijakan menaikkan harga tiket pesawat yang diambil oleh sejumlah maskapai Tanah Air beberapa waktu lalu, ternyata tak hanya turunkan jumlah penumpang.

Kenaikan harga tiket juga berperan besar dalam melemahnya sektor wisata bahkan inflasi ekonomi.

Sebelumnya, sejumlah maskapai memang menaikkan nominal harga tiket pesawat. Bahan pihak Garuda Indonesia selaku maskapai BUMN mengakui sebagai inisiator maskapai yang menaikkan harga.

Setelah keputusan ini dibuat oleh maskapai plat merah itu, maskapai-maskapai lain pun sontak mengikutinya menaikkan harga tiket pesawat.

Ini tentunya memberatkan konsumen. Apalagi, maskapai yang terbilang menghadirkan tiket murah atau low cost carrier kini menerapkan biaya bagasi.

Tentu saja ini sebuah dilema. Biaya operasional pesawat terbang memang sangat tinggi, mulai dari harga pesawat, perawatan, perbaikan, bahan bakar, hingga gaji para staf profesional di dalamnya.

Harga tiket pesawat yang rendah tidak akan cukup menutup biaya yang diperlukan maskapai untuk operasionalisasi usahanya.

Direktur Utama Garuda Indonesia sekaligus Ketua Indonesia National Air Carrier Association (INACA), Ari Ashkara mengaku maskapainya masih akan tetap merugi meskipun tarif tertinggi sudah diberlakukan.

Di sisi lain, tingginya harga tiket ini pasti akan berdampak pada menurunnya minat masyarakat menggunakan moda transportasi udara ini. Lebih jauh, penurunan minat ini akan membawa imbas yang juga serius pada sektor-sektor lainnya.

Baca juga: Dirut Garuda: Dengan Menerapkan Tarif Batas Atas Saja Kami Masih Rugi

Penerbangan dibatalkan

Dampak mahalnya tarif pesawat benar-benar terjadi akhir-akhir ini. Di Bandar Udara Hang Nadim, Batam misalnya, sembilan jadwal penerbangan diketahui batal dilaksanakan karena alasan sepi penumpang.

Hal yang sama juga terjadi di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.

Sejumlah 223 penerbangan dibatalkan, lagi-lagi karena  jumlah penumpang yang turun drastis. Setidaknya sejak tanggal 1-14 Januari.

Baca juga: Sejak Harga Tiket Pesawat Naik, 233 Kali Penerbangan Dibatalkan di Bandara Pekanbaru

Pariwisata terdampak 

Wings Air penerbangan Manado-Ambon, November 2018.KOMPAS.com/SKIVO MARCELINO MANDEY Wings Air penerbangan Manado-Ambon, November 2018.
Tingginya biaya untuk menggunakan transportasi udara menyebabkan masyarakat enggan untuk bepergian jauh, terutama jika harus naik pesawat terbang. 

Ternyata, ini berdampak serius pada keberlangsungan sektor pariwisata di daerah-daerah.

Salah satunya Maluku yang kehilangan calon pengunjungnya. Mereka memutuskan untuk  membatalkan kunjungan karena tingginya harga tiket pesawat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com