Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mensos: Banyak Kepala Daerah Malas "Update" Data Masyarakat Miskin

Kompas.com - 28/01/2019, 14:15 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita tak menampik jika program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) belum secara efektif menjangkau seluruh keluarga miskin.

Kemensos selama ini hanya menerima laporan dari para Kepala Daerah mengenai jumlah penduduk miskin di wilayah administrasinya. Namun, tak sedikit kepala daerah yang malas memperbarui data tersebut.

Masyarakat yang berhak pun tak kebagian bantuan pemerintah karena data yang tidak akurat.

"Banyak sekali Pemda yang belum secara aktif update data berkaitan masyarakat miskin. Ada 120 daerah, khususnya kabupaten/kota," ujar Agus di Jakarta, Senin (28/1/2019).

Baca juga: Survei: 96 Persen Penerima Puas dengan Program Bantuan Pangan Nontunai

Bahkan, ada kepala daerah yang sama sekali belum pernah memberi data terbaru ke Kemensos terkait jumlah masyarakat miskin.

Padahal, Kemensos secara berkala selalu mengimbau agar kepala daerah memperbarui data mereka. Dengan demikian, BPNT bisa didistribusi lebih merata. Terkait sanksi, Agus mengakui belum ada aturan yang mengatur hal tersebut.

"Saya minta masyarakat di daerah yang memberi sanksi, yang kepala daerahnya tidak mengupdate," kata Agus.

Baca juga: Mensos Ajak Mahasiswa Mendata Masyarakat Miskin yang Tak Dapat Bantuan

Ke depannya, Kemensos akan terus melakukan pendekatan ke seluruh kepala daerah untuk meningkatkan kesadaran mereka soal pentingnya data tersebut. Agus mengatakan, program bantuan masyarakat di Kemensos butuh data yang akurat sehingga masyarakat di seluruh wilayah bisa terbantu.

Kemensos juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri mengenai hal ini.

"Saya kira dari Pak Mendagri sudah dilakukan dengan baik. Beliau kirim surat edaran ke seluruh Pemda untuk melakukan updating," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com