Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan Program BPNT, Lupa Pin hingga Kurangnya Kesadaran Menabung

Kompas.com - 29/01/2019, 09:08 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - MicroSave Consulting, dalam risetnya, menunjukkan 96 persen Keluarga Penerima Manfaat (KPM) puas dengan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) selama 2018. Selain itu, 89 persen e-warong yang merupakan tempat penyediaan bahan makanan untuk dibeli KPM juga puas dengan program tersebut.

Manajer dan analis senior MicroSave Consulting, Elwyn Sansius Panggabean mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa program BPNT memberi manfaat positif dan mendorong peluang usaha bagi pengusaha mikro.

Dari riset tersebut juga diketahui BPNT berkontribusi membantu pemenuhan kebutuhan rumah tangga sekitar 12-29 persen. Khususnya untuk mendapat bahan pangan berupa beras dan telur yang dibeli di e-warong yang kontribusinya bisa mencapai 40 persen.

Namun, program BPNT masih menyisakan catatan yang harus diperbaiki. Elwyn mengatakan, salah satu yang masih menjadi kendala yakni tak sedikit KPM yang lupa dengan pin Kartu Keluarga Sejahtera. Kartu tersebut digunakan untuk melakukan transaksi agar KPM mendapat bahan pangan di e-warong.

Baca juga: Survei: 96 Persen Penerima Puas dengan Program Bantuan Pangan Nontunai

"Kalau lupa pin, kita usulkan lakukan biometrik, misalnya dengan pengenalan wajah," ujar Elwyn di Jakarta, Senin (28/1/2019).

Elwyn mengatakan, sebenarnya Indonesia sudah siap menerapkan biometrik sebagai kode untuk mengakses channel keuangan. Sebab, semua KPM sudah memiliko e-KTP yang memuat data-data pemilik secara lengkap. Selain itu, mayoritas KPM juga memiliki ponsel pintar. Dengan demikian, sistem yang ada tersebut bisa menjadi solusi untuk permasalahan ini.

Namun, di tengah kecanggihan teknologi, di beberapa daerah masih terkendala sinyal untuk alat pembaca kartu KKS.

"Konektivitas yang tidak stabil masih menjadi tantangan di beberapa wilayah," kata Elwyn.

Di sisi lain, kepemilikan rekening baru oleh penerima BPNT harus didorong lebih lanjut pemanfaatannya. KPM masih banyak yang tidak menggunakan KKS sebagai rekening tabungan. Ada yang tidak mau menabung, ada juga yang tidak tahu bahwa KKS bisa sekaligus menjadi rekening tabungan. Survei MicroSave menunjukkan baru 1 persen KPM yang menggunakannya sebagai tabungan.

"Maka perlu kerjasama dengan BI dan OJK untuk program literasi keuangan agar rekening tabungan di KKS lebih digunakan masyarakat," kata Elwyn.

Untuk e-warong sendiri, rata-rata jumlah KPM yang dilayani masih terbilang rendah. Hal ini mempengaruhi tingkat kepuasan beberapa e-warong. Menurut Elwyn, idealnya setiap e-warong melayani sekitar 300 KPM agar profit dan kualitas pelayanan terjaga.

Selain itu, pelatihan terhadap e-warong juga harus lebih ditingkatkan. Pelatihan selama ini terbatas pada penggunaan mesin EDC. Pemahaman e-warong soal tujuan program BPNT secara keseluruhan dan skema keuntungan perlu ditingkatkan.

"Bisa menggunakan saluran digital sebagai media pelatihan e-warong seperti membuat modul pelatihan online," kata Elwyn.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com