JAKARTA, KOMPAS.com — Upbit menyebut bermain di bursa kripto aset sama saja seperti bermain di pasar modal. Yang membedakan hanya bentuk asetnya, yakni saham dan koin virtual.
Kepala Business Development Upbit Indonesia Resna Raniadi menganggap fluktuasi kripto berbeda dengan jenis investasi lain, seperti saham. Pasar saham sangat rentan terhadap tekanan politik maupun ekonomi global.
Misalnya, sewaktu harga minyak dunia turun dan suku bunga bank sentral terus baik, IHSG berguncang. Berbeda dengan aset kripto yang sama sekali tidak terdampak dengan kondisi itu.
"Kalau soal kripto tidak ada kondisi politik dan ekonomi, kadang tinggi, kadang rendah," kata Resna.
Baca juga: Ramaikan Pasar Kripto di Indonesia, Upbit Jamin Keamanan Aset
Harga aset kripto sempat jatuh akhir tahun 2018 sebelum akhirnya naik lagi pada bulan ini. Resna mengatakan, saat itu mata uang kripto anjlok karena ada pemain bitcoin yang menggesernya jadi bitcoin cash atau diamond dalam jumlah besar.
Lantas, bagaimana prospek kripto aset di Indonesia?
Resna mengatakan, dirinya tak bisa memastikan apakah trennya positif atau negatif di tahun ini. Sebab, fluktuasi sangat ditentukan oleh aktivitas penggunanya, bukan pengaruh eksternal.
Pergerakannya pun berbeda masing-masing produk, tergantung seberapa banyak yang membeli aset suatu produk kripto.
Baca juga: Upbit Sasar 100.000 Pemain Aset Kripto, Utamanya Milenial
Meski begitu, pemain kripto aset tetap optimistis tahun ini memberi hasil yang baik jika dilihat dari tren beberapa bulan terakhir yang positif.
"Menurut info teman-teman komunitas, pertumbuhannya lumayan pesat," kata Resna.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.