Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan di China Anjlok, Apa Artinya bagi Apple?

Kompas.com - 30/01/2019, 16:19 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Bloomberg

NEW YORK, KOMPAS.com - Apple Inc harus rela penjualannya di China selama periode liburan akhir tahun anjlok cukup signifikan. Ini dipandang menandai hilangnya momentum Apple di China, sejalan dengan perlambatan ekonomi di negara tersebut.

CEO Apple Tim Cook memandang China sebagai bagian penting penjualan Apple dan strategi manufakturnya. Apple mencatatkan pendapatan sebesar hampir 52 miliar dollar AS di China dan Hong Kong pada tahun fiskal lalu.

Namun demikian, sejalan dengan perlambatan ekonomi yang dialami China, Apple melaporkan penjualan di negara tersebut anjlok 27 persen pada kuartal IV 2018. Ini mencerminkan hilangnya pendapatan Apple sebesar hampir 5 miliar dollar AS.

"Kondisi makroekonomi yang lemah di sejumlah negara berkembang secara signifikan lebih parah dari yang awalnya kami perkirakan, khususnya di China," kata Cook seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (30/1/2019).

Baca juga: Penjualan iPhone Anjlok, Pendapatan Apple Terkoreksi

Tidak hanya karena kondisi perekonomian yang tak menguntungkan, merosotnya penjualan Apple di China juga disebabkan bergesernya preferensi konsumen. Saat ini, semakin banyak konsumen China yang berpaling dari produk ponsel Apple yang cenderung mahal ke produk ponsel domestik yang harganya lebih murah, seperti produksi Huawei Technologies Co dan Xiaomi Corp.

"Pengiriman iPhone global turun tajam, karena harga ritel yang tinggi, nilai tukar mata uang asing yang tak menguntungkan, intensnya persaingan dari sejumlah rival seperti Huawei, program penggantian bateria mendorong siklus kepemilikan yang lebih lama, subsidi operator berkurang di sejumlah negara maju, dan terhambatnya permintaan di sejumlah negara berkembang," ujar Neil Mawston, analis di Strategy Analytics.

Apple pun telah berupaya mengganti kanal pendapatan dari penjualan ponsel ke pendapatan jasa guna mengompensasi kerugian. Cook menuturkan, pendapatan jasa di China meningkat lebih dari 50 persen.

Baca juga: Angka Penjualan Melemah, Apple Berencana Tak Lagi Merekrut Pegawai?

Meski tampaknya kelabu, namun ada beberapa sektor yang menguntungkan bisnis Apple di China. Dua pertiga dari konsumen yang membeli komputer Mac atau iPad selama kuartal IV 2018 adalah pembeli pertama produk itu.

Namun begitu, iPhone dipandang masih menjadi produk utama bagi Apple. Dengan demikian, beberapa analis masih tetap kecewa dengan kinerja Apple di pasar yang krusial untuk tumbuh tersebut.

"iPhone Apple memiliki masalah di Asia," terang Mawston.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com