Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Go-Jek Dapat Tambahan Modal dari Google, JD.com, hingga Mitsubishi

Kompas.com - 01/02/2019, 14:03 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aplikasi transportasi online Go-jek telah menyelesaikan fase pertama dari putaran pendanaan Seri F yang dipimpin oleh Google, JD.com, Tencent, serta beberapa investor lainnya, termasuk Mitsubishi Corporation dan Provident Capital.

Dalam keterangan resminya Jumat (1/2/2019), Go-jek memiliki total gross transaction value (GTV) lebih dari 9 miliar dollar AS dan total volume transaksi setahun mencapai 2 miliar pada akhir 2018.

Kinerja ini mengukuhkan kepemimpinan Go-Jek di layanan pembayaran digital dan pesan-antar makanan. Ekosistem Go-Pay memproses 6,3 miliar dollar AS GTV. Sementara Go-Food memproses 2 miliar dollar AS

GTV di tahun sepanjang tahun 2018 menjadikan Go-Food sebagai layanan pesan-antar makanan terbesar di Asia Tenggara.

CEO Go-Jek Group Nadiem Makarim mengatakan, inovasi mereka berorientasi untuk memecahkan masalah, baik bagi para pengguna maupun mitra.

“Kesuksesan yang telah kami capai hingga hari ini merupakan bukti keahlian dan kejelian Go-Jek dalam menciptakan dampak sosial positif secara luas, dan di saat yang sama juga menciptakan value untuk investor kami," kata Nadiem dalam keterangan tertulis, Jumat (1/2/2019).

"Putaran pendanaan ini juga menunjukkan kepercayaan serta keyakinan investor terhadap kemampuan tim kami dalam mewujudkan visi perusahaan," lanjut dia.

Nadiem mengatakan, dana investasi yang terkumpul akan digunakan untuk memperdalam penetrasi pasar di Indonesia. Go-Jek juga akan memperkuat ekspansi di kawasan Asia Tenggara, setelah peluncuran Go-Jek di Singapura, Go-Viet di Vietnam dan GET di Thailand.

Nadiem menilai, respon masyarakat di negara-negara tersebut sangat positif, bahkan melampaui ekspektasi. Di Vietnam, Go-Viet meraih sekitar 40 persen pangsa pasar layanan transportasi online roda dua dalam tiga bulan setelah diluncurkan di Agustus 2018.

Go-Food di Vietnam telah menjadi pemain utama di antara layanan pesan-antar makanan sejenis lainnya hanya dalam dua bulan setelah diluncurkan di Ho Chi Minh dan menyusul di Hanoi.

Di Singapura, aplikasi Go-Jek versi beta telah dibuka untuk seluruh masyarakat sejak Januari 2019, memberikan pilihan nyata baik bagi pengguna maupun pengemudi.

“Seiring dengan ekspansi internasional perusahaan, kami bangga dapat membawa visi kami ke lebih banyak negara di Asia Tenggara sekaligus menempatkan Indonesia pada peta dunia sebagai pusat inovasi teknologi di kawasan ini. Go-Jek dan afiliasinya kini beroperasi di lima negara yang mencakup 204 kota dan kabupaten di Asia Tenggara," kata Nadiem.

Setelah putaran pendanaan Seri F ini, para pendiri Go-Jek akan tetap memiliki kontrol terhadap pengambilan keputusan dan penentuan arah kebijakan perusahaan. Hal ini dilakukan agar mereka dapat merealisasikan visi jangka panjang perusahaan serta terus melakukan ekspansi dan pengembangan bisnis yang pesat.

Presiden Go-Jek Group Andre Soelistyo mengaku bangga karena memiliki investor yang memahami dan mendukung visi perusahaan.

"Ini merupakan cara paling menarik untuk para investor berpartisipasi pada tahap awal transformasi ekonomi digital di Asia Tenggara, seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan pesat dan kepemimpinan Go-Jek di Indonesia yang merupakan pasar terbesar di kawasan ini," kata Andre.

Sementara itu General Manager of Payments and Vice-President leading the Next Billion Users initiative Google, Caesar Sengupta menilai Go-Jek membuat hidup masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara lebih mudah. Di saat yang sama, juga meningkatkan peluang ekonomi dalam prosesnya.

"Inilah mengapa kamisangat bersemangat untuk mendukung Go-Jek karena mereka bekerja untuk melayani lebih banyak lagi masyarakat di seluruh Asia Tenggara," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com