KOMPAS.com - Pernahkah membayangkan kehabisan uang tunai saat travelling ke luar negeri? Mengingat biaya hidup di luar negeri bisa saja lebih mahal ketimbang di Indonesia, terutama negara-negara yang mata uangnya lebih kuat dibanding rupiah.
Wajar saja jika traveller Indonesia sering kehabisan uang, padahal masih beberapa hari menginjakkan kaki di negara tersebut. Lalu, bagaimana solusinya?
Kehabisan uang di luar negeri bukan sesuatu yang harus dipersoalkan. Banyak cara menuju ke Roma, banyak pula cara yang bisa ditempuh untuk mendapatkan uang tunai.
Agar transaksi di luar negeri tetap aman, simak beberapa tips yang bisa dipraktikkan saat tarik tunai di luar negeri. Berikut tujuh cara aman tarik tunai di luar negeri seperti dikutip dari Cermati.com.
Perlu diketahui, Bank Indonesia (BI) telah menjalin kerja sama dengan beberapa bank di luar negeri untuk memudahkan masyarakat Indonesia saat transaksi di luar negeri.
Jika uang mendadak habis saat travelling ke luar negeri, bahkan ke luar kota pun, bisa mengunjungi ATM berlogo VISA, MasterCard, Plus, Cirrus, ATM Bersama, dan Prima.
Saat transaksi berlangsung, Anda akan menemukan sedikit perbedaan pada mesin ATM. Ya, apalagi kalau bukan perbedaan bahasa. Meskipun begitu, tetap tunjukkan sikap santai saja.
Seperti yang ditahui, nilai tukar mata uang terus mengalami perubahan. Jika ingin menarik uang, perhatikan nilai kurs pada hari dan waktu setempat, sehingga Anda tidak menelan kerugian besar apabila nilai kurs asing ternyata naik.
Untuk membayar barang belanjaan, lebih baik gunakan kartu debit atau kartu kredit saja. Sebab, rate kurs yang ditetapkan oleh toko atau butik bukanlah rate real time.
Jadi, besar kemungkinan Anda akan memperoleh keuntungan apabila nilai kurs di toko lebih rendah daripada nilai kurs real time di mesin ATM.
Setiap bank di luar negeri juga memiliki batas penarikan maksimum, sama seperti yang ditetapkan oleh bank di Indonesia. Di luar negeri, batas penarikan berbeda-beda di setiap negara.
Misalnya, batas penarikan maksimum di negara-negara Eropa sebesar 500 Euro. Anda bisa menarik lebih dari itu namun harus membayar biaya administrasi lagi.
Setelah tarik tunai, ceklah sisa saldo yang ada di dalam kartu debit, tapi jangan melalui mesin ATM. Anda bisa mengecek sisa saldo melalui internet banking untuk menghindari biaya administrasi tambahan.
Biaya administrasi tarik tunai di Indonesia termasuk murah. Untuk setiap transaksi hanya dikenakan biaya sebesar Rp6.500 saja. Sedangkan di luar negeri, biaya administrasi berkisar Rp30.000 – Rp50.000 untuk sekali penarikan.
Coba bayangkan jika Anda menarik uang tunai sebanyak dua atau tiga kali dalam sehari, bisa-bisa saldo ATM habis untuk membayar biaya administrasi saja.
Oleh sebab itu, traveller sangat dianjurkan untuk melakukan tarik tunai dalam jumlah yang besar sekaligus sesuai kebutuhan. Selain menghemat biaya, juga menghemat waktu dan tenaga karena tidak perlu bolak-balik ke ATM untuk mengambil uang.
Rate atau nilai kurs yang ada di money changer lebih tinggi daripada di ATM. Jika tidak mendesak, lebih baik ambil uang melalui mesin ATM saja.
Meskipun misalnya selisih kurs Rp 200 per 1 dollar AS saja, Anda tetap rugi, terutama saat mengambil uang dalam jumlah yang lumayan besar.
Tata cara menarik uang di ATM luar negeri hampir sama dengan kebanyakan ATM yang ada di Indonesia. Perbedaan yang cukup signifikan ada pada bahasa yang digunakan.
Tapi, jika sudah terbiasa menarik uang melalui ATM, Anda pasti sudah familiar dengan tombol-tombol yang ada di mesin ATM.
Baca Juga: Pengertian Rekening Koran, Fungsi, dan Cara Mengajukannya
Meskipun belum pernah travelling ke luar negeri, Anda pasti sudah tahu kalau mesin ATM di luar negeri menetapkan batas transaksi minimum, maksimum, dan membebankan biaya administrasi.
Sama halnya mesin ATM yang ada di Indonesia juga. Untuk menghindari error, pastikan saldo di ATM cukup untuk tarik tunai.