Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Freeport, Inalum Bakal Serap 20 Persen Divestasi Saham INCO?

Kompas.com - 04/02/2019, 05:43 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui holding industri pertambangannya, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sepertinya akan menyerap 20 persen saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang akan didivestasi selambat-lambatnya pada Oktober 2019 nanti.

Deputi Kementerian BUMN Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media, Fajar Harry Sampurno mengungkapkan, pihaknya berminat untuk mengambil saham tersebut. Hanya saja, pihaknya masih belum memberikan penugasan, kepada siapa 20 persen saham INCO akan diserap.

"Tentunya kalau kita pasti berminat, tapi belum ada penugasan," ujar Fajar disela acara diskusi hilirisasi pertambangan yang diadakan Inalum, di Jakarta, Jumat (1/2).

Lebih lanjut, menurut Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yunus Saefulhak, pihaknya memang telah menerima surat kesiapan divestasi dari INCO.

Baca juga: Inalum Kucurkan Dana Beli Freeport Tanpa Agunan

Yunus bilang, saat ini posisi proses ini masih merupakan aksi korporasi dari INCO yang harus dilaporkan kepada pemerintah.

Yunus bilang, Vale pun telah memberikan laporan kepada Kementerian Keuangan, sembari tengah intens menawarkan kepada Kementerian BUMN.

"Aksi korporasinya pun akan diberikan kepada pemerintah, kepada BUMN. Ya di antaranya (ditawarkan) Inalum dan Aneka Tambang," ungkapnya.

Namun, Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Arie Prabowo Ariotedjo mengaku tidak tertarik untuk menyerap 20 persen saham INCO. Hal ini lantaran pada tahun ini, Antam lebih memilih fokus untuk mengembangkan hilirisasi dengan sejumlah proyek pembangunan dan pengembangan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter).

"No Comment dulu kalau (terkait) Vale, Antam nggak. Kita ada prioritas mengembangkan downstream, karena kita punya resources yang cukup banyak, kalau downstream-nya enggak ada mau diapakan?" ucap Arie.

Baca juga: Vale Pasok Nikel Untuk Baterai Mobil Listrik dari Tambang di Pomalaa

Sebaliknya, meskipun enggan mengungkapkannya secara gamblang, namun Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin memberikan sinyal ketertarikannya terhadap 20 persen saham INCO.

Secara diplomatis, Budi mengatakan bahwa nikel, yang menjadi komoditas INCO, memiliki nilai strategis, khususnya sebagai bahan baku baterai guna mendukung pengembangan mobil listrik.

Asal tahu saja, per tahun 2017, cadangan bijih nikel yang dimiliki Inco tercatat sebanyak 95,1 juta ton, yang terdiri dari 82,7 juta ton cadangan terbukti dan 12,4 juta ton cadangan terkira.

Dengan jumlah sebanyak itu, INCO menjadi salah satu pemegang tambang nikel terbesar di Indonesia, apalagi bijih nikel merupakan bahan baku utama untuk membuat baterai isi ulang (lithium ion-batteray) mobil listrik.

Sehingga, apabila ada penugasan dari pemerintah, Budi pun tak menampik untuk siap menyerap 20 persen saham INCO kepada holding industri pertambangan BUMN ini.

Baca juga: Masa Depan Rantai Bisnis dan Orang Kuat di Sekitar Freeport...

Saat ini Inalum masih menunggu arahan dari Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri BUMN Rini Soemarno.

"Jadi kalau ditanya atau ditugasi, penting nggak? ya saya bilang penting. Tergantung yang memberi tugas, itu mesti tanya ke Bu Menteri (BUMN) dan Pak Menteri (ESDM)," kata Budi.

Sementara saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Direktur Utama Vale Indonesia Niko Kanter maupun Manager Communication, Bayu Aji, enggan untuk memberikan keterangan.

Sebagai informasi, sesuai dengan amandemen KK Vale Indonesia dan Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2014, perusahaan yang terafiliasi dengan korporasi tambang raksasa asal Brasil, Vale SA ini, diwajibkan untuk mendivestasikan 20 persen sahamnya paling lambat lima tahun setelah amandemen KK, pada 17 Oktober 2014.

Proses kali ini menjadi yang kedua untuk menggenapi divestasi INCO menjadi 40 persen Sebelumnya pada tahun 1990, INCO sudah melepaskan 20 persen sahamnya kepada publik di Bursa Efek Indonesia, yang diakui sebagai bagian dari divestasi.

Sementara bagi Inalum, jika jadi menyerap 20 persen saham INCO ini menjadi kali kedua Inalum menyerap saham hasil divestasi. Setelah pada 21 Desember 2018, holding perusahaan tambang BUMN ini berhasil menggenggam 51,23% persensaham PT Freeport Indonesia dengan membayar 3,85 miliar dollar AS, hasil dari penerbitan global bond. (Ridwan Nanda Mulyana)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Setelah Freeport, Inalum akan serap 20% divestasi saham Vale Indonesia?


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com