JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo), Mohamad Feriadi mengatakan, pihaknya sudah pernah mengirim surat kepada manajemen maskapai penerbangan dan pemerintah terkait kenaikan tarif Surat Muatan Udara (SMU).
Asperindo ingin membahas dan menyampaikan tanggapan soal tarif SMU tersebut, namun hingga kini tidak balasan atau respon dua instansi itu.
"Kami sudah menyurati Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan beberapa kementerian terkait, termasuk airline, tapi memang tidak ada respon," ujar Feriadi ketika dihubungi Kompas.com, Senin (4/2/2019).
Feriadi mengungkapkan, adanya kenaikan tarif SMU memberikan dampak besar bagi anggota Asperindo dalam menjalankan operasional perusahaannya. Mereka harus memutar otak seperti apa menerapkan tarif besaran pengiriman barang kepada konsumen.
Asperindo pun berencana menghentikan pelayanan pengiriman kargo via udara beberapa waktu, direncanakan pada 7-9 Februari ini.
"Itu belum officially now. Karena ada kewenangannya di bawah tim kami, tim pokja, untuk aksi itu," terangnya.
Selain menyurati, sambung Feriadi, Asperindo sudah pernah bertemu dengan salah satu pejabat maskapai penerbangan, Garuda Indonesia. Namun pertemuan itu tanpa hasil alias nihil.
"Seingat saya, Oktober pernah bertemu dengan Direktur Kargo Garuda (Indonesia), tapi memang tidak ada titik temu dalam pertemuan itu," tuturnya.
Dikatakannya, kebijakan kenaikan tarif SMU ini sebagai malapetaka atau bencana bagi Asperindo. Sebab, penerapan aturan baru tarif SMU dilakukan secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan lebig dahulu.
"Kita, Asperindo sekarang ini tengah menghadapi tsunami. Karena datang tiba-tiba, mendadak, yang biasanya memang kita tahun kapan akan terjadi. Kenaikan ini yang sangat kami sayangkan," cetusnya.
Ia menambahkan, rencana menghentikan aktivitas pengiriman sementara ini bagian dari protes kepada maskapai maupun pemerintah, melalui kementerian terkait. Asperindo hanya ingin didengarkan aspirasinya sehingga tidak terbebani dengan kenaikan tarif SMU.
"Ini hanya menunjukkan sikap kami, bahwa kami kesulitan dan kewalahan menghadapi situasi seperti ini. Jadi kami harus menunjukkan sikap," lanjutnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.