Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicipi Cuan dari Bisnis Pohon Angpao

Kompas.com - 06/02/2019, 15:09 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Kita telah memasuki tahun baru imlek sejak kemarin. Mempersiapkan tahun baru Imlek bagi warga Tionghoa hampir serupa dengan persiapan Lebaran masyarakat kebanyakan.

Mereka sibuk berburu pernak-pernik dekorasi rumah sejak beberapa pekan sebelumnya. Ornamen pohon mei hua alias pohon angpao menjadi salah satu dekorasi wajib di setiap rumah. Pohon ini dimaknai sebagai pembawa kesuksesan dan kemakmuran.  

Meski terbuat dari plastik dan dapat dirangkai ulang secara manual, banyak warga yang sengaja membeli pohon baru. Alasannya, sebagai hiasan rumah baru, mereka bosan dengan model pohon yang lama.

Fenomena ini mendatangkan rezeki bagi usaha pembuatan maupun penjualan pohon imlek. Angela Florist yang sudah menekuni bisnis ini sejak tahun 1990 silam, misalnya, masih menikmati rezeki ini.

Baca juga: Pasca Tahun Baru Imlek, Harga Emas Berpotensi Tergerus

Felicia Rostandy, pemilik sekaligus generasi kedua pengelola Angela Florist mengaku saban tahun harus menyiapkan puluhan pohon mei hua berbagai ukuran untuk memenuhi permintaan setiap pelanggan.

Harganya setiap pohon dibanderol variatif sesuai ukuran dan banyaknya bunga. Pohon berukuran 1,5 meter dia labeli harga Rp 1,5 juta, adapun yang berukuran 2,5 meter dia tawarkan dengan harga Rp 5 juta.  
 
Untuk memperluas pasar, perempuan muda berusia 23 tahun ini juga menyediakan jasa sewa plus dekorasi pohon imlek. Khusus untuk persewaaan, pohon dibuat dengan ukuran besar dengan tinggi lima meter dan diameter 4,5 meter.

Sesuai namanya, pohon ang pao dihias dengan angpao serta pernak-pernik bertema babi sesuai shio tahun ini. Dibutuhkan waktu lima jam untuk memasang dan mendekorasi satu pohon.

Tarif sewa sebatang pohon antara Rp 3,5 juta per minggu sampai Rp 10 juta-Rp 15 juta per bulan. Felicia menyebutkan permintaan sewa sudah mulai berdatangan sejak awal Januari 2019 lalu.

"Jumlah permintaan sewa lebih banyak masuk karena mereka tidak perlu repot menyimpan dan melakukan perawatan," sebutnya pada Kontan.

Rata-rata pelanggannya datang dari perseorangan, manajemen hotel, restoran, dan pemilik tempat acara.  

Tidak kalah sibuk, Fransisca dan Blooms_and_blossom asal Semarang, Jawa Tengah juga kebanjiran permintaan pohon imlek. Ada puluhan pohon imlek yang telah dia kirim ke konsumen.

Dari ceritanya, pesanan mulai masuk sejak 1,5 bulan lalu. Maklum saja, pohon ini dibuat secara handmade sehingga dibutuhkan waktu sekitar tiga sampai empat hari untuk merangkai satu pohon.

Selain memperhatikan sisi keindahan, Sisca juga mengutamakan kualitas produk. Agar tahan lama dan mirip dengan pohon aslinya, dia mendatangkan langsung materialnya dari China.

Selain berjualan, Fransisca juga menyediakan jasa cuci dan servis pohon angpao.

"Layanan ini menjadi solusi bagi mereka yang masih menyimpan mei hua lama. Setelah dicuci akan terlihat seperti baru," ucapnya.

Tarif jasa cuci dan perbaikan sekitar Rp 100.000 per pohon. Sedangkan, setiap pohon baru dia banderol Rp 750.000 sampai Rp 2 juta per pohon. Konsumennya masih didominasi warga Semarang.

Puncak belanja ornamen ini terjadi hingga dua hari menjelang perayaan tahun baru imlek kemarin. (Tri Sulistiowati)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Bisnis pohon angpao memanen rezeki dari imlek tahun ini


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com