Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayora Diminta Bikin Pabrik di Rusia, Mendag Minta Sukhoi Bangun Pabrik di Indonesia

Kompas.com - 06/02/2019, 22:46 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam lima tahun belakangan, produk kopi Mayora lewat merek Torabika telah berhasil diterima dengan baik di pasar Rusia.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva mengatakan, dengan makin kuatnya Mayora di pasar Rusia diharapkan akan ada kerja sama positif dalam perdagangan Indonesia dan Rusia.  

Bahkan dirinya menginginkan Mayora membangun pabrik di Rusia.

"Dengan pabrik itu akan beri kesempatan baik bagi Mayora untuk menjangkau pasar Rusia dan juga negara Eurasia," kata Vorobieva, Rabu (6/2/2019).

Baca juga: Viral Foto Permen Kopiko dalam Pesawat Luar Angkasa, Ini Kata Mayora

Vorobieva juga mengungkapkan kedua negara tidak dalam kondisi perang dagang. Sehingga diharapkan kerjasama kedua negara diperkuat khususnya di bidang ekonomi. Dirinya bahkan secara terbuka mengungkapkan produk CPO dari Indonesia pun sejatinya diterima dengan baik di negaranya.

"Kami harap kedepan Indonesia juga akan beli produk high tech asal Rusia dan juga bisa mengambil produk pertanian seperti gandum," sebutnya.

Sementara, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, sejatinya Indonesia tak hanya ingin dikenal sebagai eksportir komoditas CPO maupun tambang saja. Melainkan juga ingin dikenal dengan eksportir produk bernilai tambah seperti produk makanan atau minuman seperti Mayora.

Mengenai potensi pembangunan pabrik, Enggar juga berharap Mayora ke depan dapat mewujudkan rencana pembangunan pabrik di Rusia. Hal ini juga menurut dia, tanda agar hubungan Indonesia dan Rusia tak hanya sekedar politik dan bilateral tetapi juga ekonomi. Seperti kemauan Presiden Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Saya tentu akan dorong Mayora untuk bangun pabrik di Rusia. Seperti halnya saya minta Sukhoi untuk bangun pabrik di Indonesia," kata Enggar, Rabu (6/2/2019).

Baca juga: RI dan Rusia Bentuk Kelompok Kerja Bahas Mekanisme Pembelian Sukhoi

Enggar menyebutkan, produk Mayora Group akan dimasukkan dalam daftar komoditas imbal dagang (counter trade) dengan Sukhoi buatan Rusia. Sebab, selama ini produk Mayora sudah banyak dikirim ke Rusia. Begitupula, Indonesia banyak membeli pesawat tempur Sukhoi.

Mengenai kelanjutan, Kemdag masih menunggu tindak lanjut dari kementerian terkait, salah satunya Kementerian Pertahanan (Kemhan). Jika memungkinkan, Kemendag akan memasukkan produk Mayora dalam daftar komoditas untuk imbal dagang ini.

"Kita masih tunggu perkembangan lebih lanjut untuk counter trade itu. Kita tunggu dari kementerian lain lain. Kalau jadi, kita selipin produk Mayora," ucapnya.

Presiden Direktur PT Mayora Indah Tbk, Andre Sukendra Atmadja menjelaskan untuk bisa membangun pabrik tentunya harus ada skala ekonomis yang harus dicapai. Menurut dia, perusahaan masih mempelajari pembangunan fasilitas produksi di Rusia.

"Skala ekonomisnya tentu harus bisa mendapatkan 100 juta dollar AS dalam setahun baru feasible membangun pabrik," kata Andre, Rabu (6/2/2019).

Adapun tahun 2019 ditargetkan akan ada 2.000 kontainer produk Mayora yang di kirim ke Rusia. Jumlah kontainer tersebut setara 40 juta dollar AS. Mayora Group didirikan pada tahun 1977 dengan pabrik pertama berlokasi di Tangerang. Saat ini Mayora Group memiliki 29 pabrik. Ada 24 pabrik di Indonesia dan lima pabrik di luar negeri.

Emiten berkode saham MYOR ini memproduksi dan memiliki delapan divisi yang masing masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi. Mayora menjalankan bidang usaha industri biskuit, kembang gula, wafer, coklat, kopi, sereal, minuman kemasan dan makanan instant serta memasarkan produknya di pasar lokal dan luar negeri. (Eldo Christoffel Rafael)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Mendag minta Mayora bangun pabrik di Rusia, Sukhoi bangun pabrik di Indonesia

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com