Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER EKONOMI] Harta WNI yang Disimpan di Swiss Mudah Dilacak | Bos Kripto Meninggal

Kompas.com - 07/02/2019, 07:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dan Swiss telah meneken Mutual Legal Assistance. Dengan pakta itu, Indonesia akan bisalebih mudah melacak harta WNI yang disimpan di negara tersebut.

Berita kerja sama antara Indonesia dan Swiss menjadi yang terpopuler sepanjang hari kemarin, Rabu (6/2/2019). Berita lainnya adalah mengenai meninggalnya bos kripto yang menyebabkan bitcoin senilai Rp 145 juta dollar AS terancam hangus.

Berikut adalah berita terpopuler Ekonomi Kompas.com sepanjang hari kemarin:

1. Pelacakan Dana Gelap Milik WNI yang Disimpan di Swiss Kini Lebih Mudah

Indonesia baru saja menandatangani Mutual Legal Assistance (MLA) dengan salah satu negara surga pajak, Swiss. Hal ini sangat penting bagi Indonesia. Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo mengatakan, penandatanganan MLA ini merupakan langkah maju yang akan bermanfaat bagi Indonesia. Selengkapnya baca di sini

2. Bos Bursa Kripto Meninggal, Bitcoin Senilai 145 Juta Dollar AS Terancam Hangus

Seorang bos dari bursa mata uang kripto asal Kanada meninggal dunia secara mendadak. Dampaknya, dana investor senilai 145 juta dollar AS terancam hangus. Mengutip Kontan.co.id yang melansir dari CNN, Quadriga yang merupakan bursa cryptocurrency terbesar Kanada tidak dapat memperoleh akses bitcoin tersebut setelah sang CEO Gerald Cotten meninggal karena komplikasi Crohn's disease saat bepergian ke India. Selengkapnya baca di sini

3.Siang Ini, Rupiah Bertengger di Level Rp 13.895 Per Dollar AS

Nilai tukar rupiah pada Rabu (6/2/2019) meninggalkan level Rp 13.900 per dollar AS. Pada Rabu siang pukul 13.22 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di kisaran Rp 13.895 per dollar AS. Data Bloomberg menunjukkan, pada siang ini nilai tukar rupiah menempati level Rp 13.895 per dollar AS sejak pukul 11.24 WIB. Angka ini menguat 66,5 poin atau 0,48 persen dibandingkan pada posisi pembukaan perdagangan. Selengkapnya baca di sini

4. Gemar Pesan Makanan Ketimbang Memasak? Itu Fenomena Kekinian...

Anda lebih suka memesan makanan jadi melalui aplikasi pesan antar daripada memasak? Tenang, Anda tak sendirian. Sebab, hal ini merupakan fenomena kekinian di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Perkembangan teknologi punya andil besar dari fenomena ini. Lewat smartphone, makanan sudah bisa dipesan, bahkan diantarkan langsung ke konsumen. Selengkapnya baca di sini

5. Ekonomi 2018 Tumbuh 5,17 Persen, Tertinggi di Era Jokowi

Ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,17 persen pada 2018. Demikian hasil perhitungan terbaru dari Badan Pusat Statistik ( BPS) Menurut Kepala BPS Suhariyanto, pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 5,17 persen itu lebih tinggi dari 2017 yang hanya 5,07 persen. Selengkapnya baca di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com