Di sisi lain, bank-bank Swiss juga menjadikan negara lain yang bertikai sebagai meja putar. Hal ini memungkinkan mereka untuk tetap berbisnis.
Pada 1934, Swiss memberlakukan undang-undang kerahasiaan perbankan dengan ancaman tindak pidana bagi pembocor rahasia bank.
Awalnya UU disebut dibuat untuk melindungi uang orang-orang Yahudi Jerman dari Nazi. Namun Tax Justice Network menuliskan bahwa UU ini diberlakukan lantaran terbongkarnya skandal penggelapan pajak di salah satu bank di Swiss.
Pada Perang Dunia Kedua 1939, aliran dana ke bank-bank Swiss terus terjadi. Bahkan disebutkan bank-bank di Swiss saat itu juga menerima harta rampasan, seperti emas, yang dilakukan oleh Nazi.
Bahkan Hitler disebut memiliki 1,1 miliar Reichsmark di deposito di Swiss.
Sejak era Perang Dunia Kedua, banyak pihak yang mencoba untuk menembus kerahasiaan bank di Swiss. Namun hingga awal tahun 2000-an, Tax Justice Network menulis upaya itu gagal.
Sebelum akhirnya, Swiss mendapat tekanan besar dari AS karena kasus bankir Swiss membantu orang kaya asal AS menghindari pajak pada 2008.
Pada 2013, Swiss menandatangani perjanjian dengan AS yang mewajibkan lembaga keuangan untuk mengungkapkan informasi ke Internal Revenue Service (IRS) AS.
Banyak media yang menyebut kalau era kerahasiaan bank di Swiss telah berakhir. Namun ungkap Tax Justice Network, nyatanya tak sepenuhnya begitu.
Lantaran tradisi yang terjaga sejak abad ke-18, Financial Secrecy Index 2018 masih menempatkan Swiss di posisi pertama sebagai negara dengan tingkat kerahasiaan finansial tertinggi di dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.