Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Anggap Revolusi Industri Justru Menambah Angka Pengangguran

Kompas.com - 09/02/2019, 21:08 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) Ilhamsyah menganggap revolusi industri 4.0 cenderung akan mematikan langkah tenaga kerja manusia untuk dipekerjakan.

Pasalnya, era revolusi industri akan banyak menggunakan teknologi dari segi pengolahan dan industri, menggantikan pekerjaan yang selama ini dilakukan manusia. Tenaga manusia akan kalah saing dengan robot.

"Ini akan menjadi bencana bagi manusia. Tenaga kerja tidak terserap, pengangguran smeakin banyak di mana-mana," ujar Ilhamsyah dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (9/2/2019).

Ilhamsyah mengatakan, ke depan, perkembangan teknologi akan semakin canggih agar pekerjaan lebih efektif dan cepat. Dampaknya, produktivitas akan berlipat ganda dan hasil produksi akan bertambah. Di sisi lain, nasib pekerja berada dalam posisi gamang.

Revolusi industri yang serba canggih itu mengancam menggeser posisinya, khususnya bagi buruh pabrik.

Teknologi yang berkembang di industri saat ini, kata dia, bukan menjadi milik umum, melainkan dipatenkan oleh pihak tertentu. Menurut dia, hal ini akan membawa bencana bagi manusia. Semakin canggih suatu teknologi dan semakin kuat dikapitalisasi, maka tenaga manusia semakin tidak dibutuhkan.

"Kapitalisme akan menghasilkan krisis jauh lebih besar karena teknologi dikuasai segelintir orang dan dipatenkan," kata Ilhamsyah.

Jika ketakutan itu terjadi, kata Ilhamsyah, revolusi industri akan berubah menjadi revolusi sosial. Di sisi lain, pemerintah memunculkan narasi yang kontradiktif mengenai peningkatan skill. Menurut dia, saat ini justru kesempatan bagi buruh untuk sekolah masih kecil sehingga sulit meningkatkan daya saing.

"Sehingga apa yag ditawarkan solusi dari pemerintah, bagus atau tidak, tidak akan menyelesaikan persoalan perkembangan revolusi industri," kata Ilhamsyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com