Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Otong Iip
President Director of TelkomMetra Group

Menjabat sebagai Direktur Utama sejak 1 Oktober 2016, Otong Iip bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan strategi bisnis TelkomMetra di Indonesia. Otong Iip telah bergabung dengan keluarga Telkom Group sejak 1989 dan menempati berbagai posisi strategis, seperti Direktur Utama PT Finnet Indonesia (2013-2015) dan Direktur Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (2009). Memiliki jejak karir di perusahaan telekomunikasi selama lebih 29 tahun, Otong Iip memiliki wawasan yang luas dan mendalam terkait industri Teknologi Informasi termasuk Fintech.

AI, IoT, dan Tantangan Sektor Logistik di Era Revolusi Industri 4.0

Kompas.com - 11/02/2019, 11:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

MEMASUKI era Revolusi Industri 4.0, teknologi informasi telah mengambil peran sangat penting dalam mengubah lanskap industri dan perkembangan bisnis. Terutama, dalam hal cara pelaku bisnis menawarkan produk dan jasanya.

Industri logistik di Tanah Air, misalnya, tumbuh signifikan pada 2018 dan diperkirakan akan berlanjut dalam beberapa tahun mendatang, berkat perkembangan e-commerce.

Tentu, produsen perlu melakukan berbagai upaya perubahan dalam bisnisnya agar bisa beradaptasi dengan perkembangan digital ini.

Kepala Komite Tetap Kamar Dagang dan industri (Kadin) bidang Logistik, Supply Chain, dan SDM, Nofrisal, sempat mengatakan beberapa waktu lalu bahwa industri logistik diharapkan dapat memanfaatkan perkembangan teknologi digital guna menjawab kebutuhan konsumen yang sudah semakin melek digital.

Baca juga: Garuda Jajaki Kerjasama dengan Gojek Terkait Pengangkutan Logistik

Caranya, ujar Nofrisal, dengan memanfatkan teknologi artificial intelligence (AI) serta internet of things (IoT), agar otomatisasi layanan bisa diselenggarakan demi memenuhi kebutuhan konsumen, baik untuk konsumen business to business (B2B) maupun business to customer (B2C). 

Beberapa ciri industri 4.0 di sektor logistik adalah pemanfaatan analisa cerdas untuk meningkatkan efisiensi dengan menggunakan algoritma dalam jumlah besar (intelligent), optimalisasi penggunaan teknologi sebagai basis dalam pengambilan keputusan (optimize) dan pembagian beban kerja yang dibagi secara cerdas, baik dalam kegiatan operasional ataupun saat terjadi gangguan IT (shared capacity).

Selain itu, sistem yang digunakan bisa memberikan gambaran detail setiap proses yang dijalankan (visibility), otomasi melalui pemanfaatan teknologi IoT (automation), serta memberikan dukungan terhadap kontrol finansial melalui konsep supply chain control tower (financial).

Baca juga: Logistik Rangsang Pasar Kendaraan Niaga di 2019

Karena itu, pelaku bisnis dalam industri logistik perlu mempertimbangkan dua hal untuk bisa memanfaatkan teknologi digital agar bisa memenuhi kebutuhan konsumen, antara lain adalah sebagai berikut:
• Penawaran layanan maupun model bisnis baru
• Digitalisasi kegiatan operasional inti

Penawaran layanan atau model bisnis baru

Penyesuaian yang bisa dilakukan pelaku bisnis logistik terhadap model bisnisnya adalah dengan menerapkan end-to-end integrated supply chain system.

Laporan yang dikeluarkan Pricewaterhouse Cooper (PwC) pada 2016 bertajuk “Industry 4.0: Digital Supply Chain–Logistic Autumn Conference” mengatakan, integrated supply chain system memungkinkan perusahaan untuk memiliki rantai distribusi yang terintegrasi dimulai dari tahapan supplier, production, distribution, hingga customer.

Sistem tersebut akan memudahkan perusahaan mulai dari proses administrasi atau pencatatan arus barang keluar masuk gudang, database yang telah terintegrasi, hingga pemasaran.

Terkait pencatatan arus barang keluar masuk gudang misalnya, pelaku bisnis logistik bisa menawarkan solusi warehouse management system kepada konsumen B2B yang memungkinkan manajemen gudang secara real-time, akurat, dan teroptimasi, khususnya dalam hal pencatatan barang.

Baca juga: Peringkat Logistik RI Naik, tapi Masih Kalah dari Malaysia dan Vietnam

Teknologi IoT memungkinkan satu perangkat berbicara dengan perangkat lainnya sehingga pencatatan, pelacakan, serta pergerakan barang bisa dilakukan secara terintegrasi. Pada akhirnya prinsip first in first out (FIFO) bisa diselenggarakan dengan lebih baik karena barang masuk terpantau sampai dengan barang tersebut keluar gudang.

Bayangkan barang yang masuk tercatat secara otomatis ketika masuk gudang dan kemudian terpantau pergerakannya sampai dengan penempatannya sesuai kategori pemilahannya.

Ketika permintaan akan barang tertentu muncul, permintaan tersebut akan diperiksa silang dengan ketersediaan stok barangnya secara real-time. Dengan demikian, situasi stok barang habis ketika kebutuhan konsumen meningkat bisa dihindari.

Model bisnis baru lainnya untuk melayani kebutuhan konsumen B2B adalah dalam hal angkutan barang dari kota ke pedesaan. Salah satu contohnya adalah solusi berupa penyelenggaraan platform yang mempertemukan kebutuhan distribusi perusahaan dengan penyedia jasa dalam berbagai aspek penyelenggaraan logistik.

Baca juga: Baru 13 Persen Perusahaan di Asean yang Terapkan Teknologi Industri 4.0

Dari aspek pengangkutan barang, misalnya, sebuah platform berbasis marketplace yang mempertemukan penyedia jasa angkutan barang dan perusahaan yang membutuhkan pengangkutan logistik tentunya bisa menjadi model bisnis baru.

Digitalisasi kegiatan operasional inti

Transformasi digital tentu tidak semudah membalikkan tangan. Namun, manfaat yang muncul dari digitalisasi kegiatan operasional inti pelaku bisnis logistik sangat besar. Karena dengan demikian, kegiatan operasional menjadi lebih efektif sekaligus hemat biaya.

Salah satu contoh pemanfaatan teknologi digital dalam industri logistik adalah apa yang dilakukan PT Semen Baturaja.

Perusahaan ini melakukan plotting truck-driver (penugasan) yang di dalamnya berisi jumlah sak, total berat muatan, data truk dan data driver, serta rekaman perjalanan oleh truk dari titik berangkat sampai titik tujuan menggunakan aplikasi Android (driver).

Sehingga, pengemudi dan pelanggan dapat mengetahui estimasi jalur perjalanan yang akan dilalui, penentuan berangkat dan tiba secara real-time tersimpan ke dalam database, serta perjalanan lebih terencana sesuai jadwal pengiriman. Pada akhirnya, pengiriman barang bisa lebih tepat waktu dan biaya tak terduga bisa diantisipasi dengan lebih baik.

Baca juga: Indonesia Disebut Kompetitif jika Biaya Logistik Kurang dari 10 Persen

Teknologi yang sama juga bisa diterapkan untuk memenuhi kebutuhan logistik dari pedesaan ke perkotaan. Pelaku bisnis logistik bisa memberikan layanan yang memungkinkan pelanggannya, baik itu petani maupun pelaku UKM, untuk melacak sendiri pengiriman barangnya dari pabrik atau gudang utama ke distributor sampai dengan retailer.

Tentunya, pemenuhan kebutuhan konsumen B2C seperti ini perlu dipertimbangkan seiring dengan semakin pendeknya rantai pasokan berkat perkembangan teknologi digital.

Masa depan industri logistik

Sejauh ini, penerapan teknologi digital dalam industri baru terkait dengan pemanfaatan teknologi IoT. Namun, ke depannya, penerapan teknologi AI dalam industi logistik akan semakin luas.

Saat ini, penerapan AI sudah mulai dilakukan beberapa perusahaan logistik global, berupa layanan yang memungkinkan penyedia layanan secara proaktif memenuhi kebutuhan konsumen baik konsumen B2B maupun B2C.

Penerapan AI dalam industri logistik akan lebih mengedepankan kemampuan machine learning untuk mendapatkan wawasan terkait kebutuhan konsumen sebelum permintaan muncul.

Misalnya, teknologi AI bisa digunakan untuk melacak kondisi pengiriman barang melalui pengenalan gambar atau bahkan memprediksi fluktuasi volume pengiriman barang pada waktu tertentu.

Baca juga: Otomotif dan Logistik Kuasai Transaksi Kawasan Industri

Dari semua paparan di atas, teknologi seharusnya dapat memberikan banyak keuntungan dalam pemanfaatannya di sektor logistik—baik bagi perusahaan maupun para konsumen atau pelanggan—, terkait pengelolaan rantai pasokan dan pendistribusiannya. 

Sekarang, keputusan ada di tangan pelaku bisnis dalam menentukan langkahnya menuju transformasi digital.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com