Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Standard Chartered Bank Incar Kenaikan Nasabah Prioritas Hingga 20 Persen

Kompas.com - 11/02/2019, 16:27 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Standard Chartered Bank optimistis jumlah nasabah prioritas tahun ini akan tumbuh signifikan. Managing Director and Head Wealth Management SCB Indonesia Bambang Simarno mengatakan, tahun ini, target mereka untuk nasabah prioritas tumbuh 15-20 persen.

"Jumlah nasabah prioritas saat ini ada 20.000. Kami menargetkan pertumbuhannya 15-20 persen hingga akhir tahun ini," ujar Bambang di Jakarta, Senin (11/2/2019).

Bambang mengatakan, dari 20.000 nasabah itu, sebesar 70 persen di antaranya memiliki produk wealth management. Sementara itu, dana awal nasabah untuk menjadi nasabah prioritas sebesar Rp 500 juta atau equivalen dengan nilai mata uang asing.

Demi mencapai target pertumbuhan itu, SCB meluncurkan dua layanan baru dalam produk wealth management bagi nasabah proritas. Dua layanan tersebut adalah Online Mutual Fund dan Smartgoals.

"Kedua layanan baru ini bentuk komitmen kami untuk senantiasa berinovasi dalam memudahkan nasabah kami dalam melakukan transaksi," kata Bambang.

Bambang mengatakan, layanan tersebut membantu nasabah SCB dalam melakukan transaksi reksa dana secara online melalui SC Mobile atau i-Banking. Sebagian besar nasabah mereka memilih saham sebagai produk investasi.

Meski risikonya besar, namun tingkat pengembaliannya juga bisa lebih besar. Bambang menambahkan, jumlah nasabah reksa dana di Indonesia saat ini sekitar 800.000 orang. Dibandingkan dengan populasi penduduk Indonesia, angkanya masih sangat jauh.

"Jumlahnya masih kurang dari 1 persen dari populasi penduduk Indonesia. Jadi, prospek ke depan masih luas," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com