Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Buka Peluang Universitas Asing Buka Cabang di Indonesia?

Kompas.com - 13/02/2019, 12:25 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap tahunnya, ratusan ribu mahasiswa asal Indonesia terbang ke luar negeri untuk kuliah.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan, banyaknya mahasiswa yang kuliah di luar negeri turut berkontribusi menguras devisa dalam negeri.

Oleh karena itulah, pemerintah saat ini tengah menggagas kemungkinan membuka investasi asing di bidang perguruan tinggi. Sehingga, universitas asing bisa mendirikan kampusnya di dalam negeri.

"Ini sektor lain yang sedang kami kerjakan dan terobosan yang setelah Pemilu bisa kami implementasikan. Kami ingin membuka investasi untuk sektor universitas dari 0 persen menjadi 67 persen dan 100 persen," ujar Tom Lembong di Jakarta, Rabu (13/2/2019).

Baca juga: Ada Investor yang Akan Investasi 900 Juta Dollar AS di Sektor Otomotif

Skemanya, porsi penanaman modal asing (PMA) universitas di luar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebesar 67 persen, sementara untuk PMA universitas di dalam KEK bisa mencapai 100 persen.

Tom mengatakan, saat ini sudah ada beberapa universitas asing yang berminat untuk membuka cabang di Indonesia.

"Sudah ada minat dari universitas Australia terutama, yang memang menjadi minat terbesar mahasiswa kita so far, sudah ada beberapa universitas tertarik buka cabang di Indonesia," ujar dia.

Skema serupa, sebelumnya sudah dilakukan oleh Vietnam dan Malaysia. Vietnam sudah membuka izin investasi asing di sektor universitas sejak 12 tahun lalu, sementara di Malaysia sudah sejak 8 tahun lalu. Bahkan, ribuan mahasiswa Indonesia saat ini pergi ke Malaysia setiap tahunnya untuk berkuliah.

"Di Malaysia sekarang ada Monash University Kuala Lumpur. Lebih gilanya ribuan mahasiswa kita ke Malaysia untuk kuliah, kan ini menguras devisa kita," jelas Tom.

Baca juga: Lakukan ini saat Investasi Gagal

Tak hanya di bidang pendidikan, Tom mengatakan relaksasi investasi akan merambah ke sektor jasa lainnya, misalnya saja di bidang kesehatan seperti rumah sakit. Harapannya, dengan membuka investasi di sektor jasa, perekonomian dalam negeri bisa lebih kuat karena sektor jasa dipandang lebih padat karya dibanding sektor manufaktur, sehingga bisa membuka lapangan kerja yang lebih luas.

Selain itu, harapannya kualitas tenaga kerja Indonesia di sektor jasa akan semakin kompetitif.

"Supply rumah sakit masih kurang sekali. Tiap tahun puluhan ribu WNI ke Penang untuk berobat. Kalau rumah sakit asing bisa masuk ke Indonesia kita bisa mendapat pelayanan internasional, bisa menghemat devisa, dan bisa membuka lapangan kerja," tukas Tom.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com