Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan Anak Kian Mahal, Lakukan 3 Hal Ini

Kompas.com - 14/02/2019, 17:55 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana pendidikan tinggi tiap tahunnya kian mahal. Berdasarkan data yang dihimpun AIA Financial, seseorang setidaknya membutuhkan Rp 424 juta untuk menyekolahkan anaknya di universitas.

Angka tersebut belum seberapa jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, di mana dana pendidikan yang dibutuhkan untuk menempuh perguruan tinggi bisa mencapai Rp 1,8 miliar hingga Rp 2,2 miliar.

Di negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat, uang yang digelontorkan untuk bisa mendapatkan gelar sarjana lebih fantastis lagi. Di Inggris, seseorang harus merogoh kocek Rp 3 miliar untuk menyelesaikan studi setara sarjana, sementara di Amerika Serikat mencapai Rp 4 miliar.

Baca juga: BCA dan AIA Berkolaborasi Bikin Asuransi Pendidikan

Badan Pusat Statistik (BPS) bahkan mencatatkan, inflasi pendidikan di Indonesia setiap tahunya bisa mencapai 10 persen hingga 15 persen per tahun. Lalu, bagaimana cara agar para orang tua tak kelimpungan dalam mengelola dana pendidikan anak?

1. Diversifikasi aset

Chief Marketing Officer PT AIA Financial Lim Chet Ming mengatakan para orang tua harus memiliki perencanaan keuangan yang matang dengan mendiversifikasi aset yang mereka miliki. Menurutnya, setiap orang tua perlu mengalokasikan aset yang mereka miliki ke berbagai instrumen yang berbeda.

"Kalau saya punya aset senilai Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar, mungkin saya akan beli asuransi jiwa Rp 500 juta, kemudian sebagian yang lain investasi di instrumen lain, sebagian lagi rumah, campur-campur. jadi asset allocation itu penting," ujar Lim di Jakarta, Kamis (14/2/2019).

2. Kenali Prioritas

Lim mengatakan. orang tua juga harus mengenali prioritas apa yang harus didahulukan dalam mengelola dana pendidikan anak. Pasalnya, hal itu akan memengaruhi berapa dana yang harus dialokasikan untuk masing-masing kebutuhan.

Tak hanya itu, orang tua juga harus memahami kemampuan finansial mereka.

"Hal penting itu financial planning, termasuk pemasukan berapa, pengeluaran berapa, identify your priority sehingga ada target untuk itu," ujar Lim.


3. Mengasuransikan dana pendidikan

Lim mengatakan, tingginya biaya pendidikan membuat mengasuransikan dana pendidikan penjadi penting. Sebab, ketika orang tua sebagai pemegang polis harus berhadapan dengan berbagai risiko sehingga harus berhenti bekerja, sudah ada dana yang cadangan yang diasuransikan.

"Jadi kalau tiba-tiba orang tua terkena penyakit seperti stroke atau heart attack, financial planning menjadi penting, jadi ketika orang tua tidak ada sudah tau harus gimana," ujar Lim.

Dia menjelaskan, dana yang dialokasikan orang tua untuk asuransi pendidikan setidaknya sebesar 1 persen hingga 20 persen dari pendapatan.

"Asuransi itu kan sebenarnya risk management tool, dia bisa bantu ketika ada kejadian atau sesuatu," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com