Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Paling Banyak Impor Barang dari 10 Negara Ini

Kompas.com - 15/02/2019, 12:59 WIB
Yoga Sukmana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia masih gemar mengimpor barang kebutuhan di awal 2019. Nilainya mencapai 15,03 miliar dollar AS pada Januari 2019.

Demikian berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang disampaikan kepada publik pada Jumat (15/2/2019).

Untuk impor nonmigas, nilai tertinggi dicatat oleh golongan barang mesin atau pesawat mekanik sebesar 2,27 miliar dollar AS.

Baca juga: Jagung Masih Impor, Pemerintah Akui Salah Perhitungan

Diikuti oleh impor besi dan baja 1,12 miliar dollar, plastik dan barang dari plastik 841 juta dollar AS, kendaraan dan bagiannya 629 juta dollar AS.

Bila Anda bertanya dari negara mana saja barang impor itu masuk, maka sejumlah negara sudah jadi langganan.

Berikut 10 negara yang menjadi sumber barang impor di Indonesia.

1. China

Negeri Tirai Bambu masih menjadi negara paling banyak mengekspor barangnya ke Indonesia. Nilai impor mencapai 4,14 miliar dollar AS pada Januari 2019.

Sedangkan pada 2018 lalu, China juga ada di tempat teratas. Nilainya mencapai 45,2 miliar dollar AS.

2. Jepang

Di tempat kedua ada Jepang. Impor barang dari Negeri Sakura itu mencapai 1,37 miliar dollar AS pada Januari 2019.

Sementara itu pada 2018, Jepang juga ada di tempat kedua. Nilai impor RI dari Jepang tahun lalu mencapai 17,9 miliar dollar AS.

3. Thailand

Thailand menjadi negara Asia Tenggara yang paling banyak mengekspor barangnya ke Indonesia. Pada Januari 2019, nilai impor dari Thailand sebesar 734 juta dollar AS.

Sedangkan pada 2018 lalu, nilai impor RI dari Thailand mencapai 10,8 miliar dollar AS.

4. Amerika Serikat

Sementara itu AS hanya ada di posisi keempat. Nilai impor RI dari AS sebesar 707 juta miliar dollar AS pada Januari 2019.

Sedangkan pada 2018 lalu, nilai barang impor dari AS mencapai 9,1 miliar dollar AS.

5. Singapura

Adapun di tempat kelima ada Singapura. Nilai impor barang dari Negeri Singa itu sebesar 688 juta dollar AS pada Januari 2019.

Pada 2018 lalu, nilai impor dari Australia bahkan di atas Amerika Serikat. Nilainya mencapai 9,5 miliar dollar AS.

6. Korea Selatan

Negara Ginseng ini masuk dalam 10 besar negara yang mengekspor barangnya ke Indonesia. Nilainya mencapai 616 juta dollar AS pada Januari 2019.

Pada 2018 lalu, nilai impor RI dari Korea Selatan mencapai 7,7 mikir dollar AS.

7. Malaysia

Negeri Jiran Malaysia menjadi negara ketiga di Asia Tenggara dengan nilai impor ke Indonesia tertinggi pada Januari 2019. Nilainya mencapai 576 juta dollar AS.

Sedangkan pada 2018 lalu, nilai impor RI dari Malaysia mencapai 6,1 miliar dollar AS.

8. Australia

Negeri Kangguru menempati posisi ke-8. Nilai impor RI dari Australia sebesar 374 miliar dollar AS pada Januari 2019.

Adapun pada 2018 lalu,nilai impor RI dari India mencapai 5,1 miliar dollar AS.

9. India

Indonesia ternyata turut mengimpor sejumlah barang dari India. Pada Januari 2019, nilai impor RI dari India mencapai 351 juta dollar AS.

Sedangkan pada 2018, nilai impor RI dari India sebesar 4,9 miliar dollar AS.

10. Jerman

Pada Januari 2019, Jerman masuk 10 besar. Nilai impor RI dari Jerman sebesar 349 miliar dollar AS. Sedangkan pada 2018, nilainya mencapai 3,9 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com