Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Bagaimana Menyikapi Perubahan saat Investasi Reksa Dana?

Kompas.com - 19/02/2019, 09:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Tidak ada yang tetap kecuali perubahan itu sendiri. Istilah ini juga berlaku di pasar modal dan investasi reksa dana. Informasi, baik yang positif ataupun negatif terkadang silih berganti dengan cepat. Bagaimana sebaiknya investor bersikap?

Pada Selasa (12/2/2019), Credit Suisse menyebut saatnya jual aset di Indonesia karena memasuki fase underperformance. Hal ini, diduga menjadi salah satu pemicu net sell saham oleh investor asing selama dari tanggal 8 hingga 15 Februari 2019.

Baca juga: Credit Suisse dan JP Morgan Saling Berbantahan soal Market RI, Bagaimana Komen Analis?

Pada saat riset tersebut diterbitkan, IHSG sudah mengalami penurunan beberapa hari sebelumnya. Penurunan IHSG berlangsung hingga hari Jumat 15 Februari 2019 ke 6.389. Bahkan muncul spekulasi yang beredar bahwa bisa turun ke level 5.000an.

Beberapa tenaga pemasar dan investor reksa dana menghubungi saya melalui WA menanyakan mengenai dampak dari riset perusahaan sekuritas tersebut. Sebab ada kekhawatiran IHSG akan turun dalam sebagaimana yang dispekulasikan.

Namun apa yang terjadi? Pembicaraan kesepakatan terkait perang dagang berlangsung dengan baik walaupun masih belum diketahui akhirnya akan seperti apa. Kicauan dari Presiden AS diinterprestasikan sebagai tanda bahwa pembicaraan berlangsung dengan positif.

Dalam waktu yang begitu singkat, tiba-tiba pada hari Senin, 18 Februari, IHSG mengalami kenaikan 1,8 persen ke level 6.497. Kekhawatiran akan riset perusahaan asing tersebut hilang walaupun asing masih lebih banyak menjual kepemilikan sahamnya pada hari tersebut.

Baca juga: Investasi Reksa Dana di Tahun Politik

Nasabah bahkan bertanya kepada saya kembali mengapa riset perusahaan sekuritas tersebut tidak berpengaruh? Menurut saya bukan tidak berpengaruh. Saat terbit, pengaruhnya ada, tetapi begitu ada berita lain masuk, fokus pasar pindah pada hal yang itu.

Lagipula sudah sejak 2-3 tahun terakhir, pembelian dan penjualan saham oleh investor asing bukan lagi satu-satunya yang berdampak terhadap IHSG. Bisa saja asing beli IHSG tetap turun, sebaliknya asing jual IHSG terus naik.

Mengacu pada berita referensi berita di atas, terdapat juga perusahaan sekuritas asing yaitu JP Morgan yang memberikan rekomendasi untuk berinvestasi di Indonesia. Keduanya merupakan perusahaan sekuritas besar dengan reputasi internasional.

Rekomendasi yang berlawanan bukanlah hal aneh di industri pasar modal. Terkadang investor juga punya pemikiran sendiri sehingga belum tentu mengikuti rekomendasi yang diberikan.

Contoh perubahan lain yang mungkin akan mulai tren untuk beberapa waktu ke depan adalah perubahan dari kebijakan bank sentral.

Saya ingat, sampai dengan akhir tahun lalu, kebanyakan bankir, ekonomi, analis dan ahli di pasar modal lainnya masih memperkirakan bahwa BI Rate berpeluang naik di 2019 ini karena suku bunga Amerika Serikat masih akan naik setidaknya satu kali.

Baca juga: Amankah Berinvestasi Reksa Dana secara Online?

Namun apa yang terjadi, satu per satu data-data perekonomian AS yang dipublikasikan menunjukkan bahwa kesehatannya semakin memburuk. Kesehatan kondisi perekonomian biasanya menjadi salah satu acuan dari bank sentral dalam menentukan tingkat suku bunga.

Akhirnya pada sekitar akhir Januari 2019, akhirnya Bank Sentral AS mulai mengubah nadanya akan kebijakan suku bunga. Dari naik 1 kali menjadi lebih tidak agresif. Bahkan para pelaku ada yang memperkirakan bahwa ada peluang suku bunga diturunkan pada akhir tahun.

Dalam konteks investasi reksa dana terutama yang berbasis obligasi (reksa dana pendapatan tetap), bunga mau naik atau turun adalah perihal yang amat penting. Secara teori, jika suku bunga naik maka harga obligasi akan turun dan sebaliknya jika suku bunga turun maka harga obligasi akan naik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com