KOMPAS.com - Tidak ada yang tetap kecuali perubahan itu sendiri. Istilah ini juga berlaku di pasar modal dan investasi reksa dana. Informasi, baik yang positif ataupun negatif terkadang silih berganti dengan cepat. Bagaimana sebaiknya investor bersikap?
Pada Selasa (12/2/2019), Credit Suisse menyebut saatnya jual aset di Indonesia karena memasuki fase underperformance. Hal ini, diduga menjadi salah satu pemicu net sell saham oleh investor asing selama dari tanggal 8 hingga 15 Februari 2019.
Baca juga: Credit Suisse dan JP Morgan Saling Berbantahan soal Market RI, Bagaimana Komen Analis?
Pada saat riset tersebut diterbitkan, IHSG sudah mengalami penurunan beberapa hari sebelumnya. Penurunan IHSG berlangsung hingga hari Jumat 15 Februari 2019 ke 6.389. Bahkan muncul spekulasi yang beredar bahwa bisa turun ke level 5.000an.
Beberapa tenaga pemasar dan investor reksa dana menghubungi saya melalui WA menanyakan mengenai dampak dari riset perusahaan sekuritas tersebut. Sebab ada kekhawatiran IHSG akan turun dalam sebagaimana yang dispekulasikan.
Namun apa yang terjadi? Pembicaraan kesepakatan terkait perang dagang berlangsung dengan baik walaupun masih belum diketahui akhirnya akan seperti apa. Kicauan dari Presiden AS diinterprestasikan sebagai tanda bahwa pembicaraan berlangsung dengan positif.
Dalam waktu yang begitu singkat, tiba-tiba pada hari Senin, 18 Februari, IHSG mengalami kenaikan 1,8 persen ke level 6.497. Kekhawatiran akan riset perusahaan asing tersebut hilang walaupun asing masih lebih banyak menjual kepemilikan sahamnya pada hari tersebut.
Baca juga: Investasi Reksa Dana di Tahun Politik
Nasabah bahkan bertanya kepada saya kembali mengapa riset perusahaan sekuritas tersebut tidak berpengaruh? Menurut saya bukan tidak berpengaruh. Saat terbit, pengaruhnya ada, tetapi begitu ada berita lain masuk, fokus pasar pindah pada hal yang itu.
Lagipula sudah sejak 2-3 tahun terakhir, pembelian dan penjualan saham oleh investor asing bukan lagi satu-satunya yang berdampak terhadap IHSG. Bisa saja asing beli IHSG tetap turun, sebaliknya asing jual IHSG terus naik.
Mengacu pada berita referensi berita di atas, terdapat juga perusahaan sekuritas asing yaitu JP Morgan yang memberikan rekomendasi untuk berinvestasi di Indonesia. Keduanya merupakan perusahaan sekuritas besar dengan reputasi internasional.
Rekomendasi yang berlawanan bukanlah hal aneh di industri pasar modal. Terkadang investor juga punya pemikiran sendiri sehingga belum tentu mengikuti rekomendasi yang diberikan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.