Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia. Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022. Penulis buku best seller reksa dana yang diterbitkan Gramedia Elexmedia. Buku Terbaru berjudul "Reksa Dana, Pahami, Nikmati!"
Contoh perubahan lain yang mungkin akan mulai tren untuk beberapa waktu ke depan adalah perubahan dari kebijakan bank sentral.
Saya ingat, sampai dengan akhir tahun lalu, kebanyakan bankir, ekonomi, analis dan ahli di pasar modal lainnya masih memperkirakan bahwa BI Rate berpeluang naik di 2019 ini karena suku bunga Amerika Serikat masih akan naik setidaknya satu kali.
Baca juga: Amankah Berinvestasi Reksa Dana secara Online?
Namun apa yang terjadi, satu per satu data-data perekonomian AS yang dipublikasikan menunjukkan bahwa kesehatannya semakin memburuk. Kesehatan kondisi perekonomian biasanya menjadi salah satu acuan dari bank sentral dalam menentukan tingkat suku bunga.
Akhirnya pada sekitar akhir Januari 2019, akhirnya Bank Sentral AS mulai mengubah nadanya akan kebijakan suku bunga. Dari naik 1 kali menjadi lebih tidak agresif. Bahkan para pelaku ada yang memperkirakan bahwa ada peluang suku bunga diturunkan pada akhir tahun.
Dalam konteks investasi reksa dana terutama yang berbasis obligasi (reksa dana pendapatan tetap), bunga mau naik atau turun adalah perihal yang amat penting. Secara teori, jika suku bunga naik maka harga obligasi akan turun dan sebaliknya jika suku bunga turun maka harga obligasi akan naik.
Sebagai pengelola dana dan investor, tentu saja mengharapkan bahwa suku bunga tetap atau turun. Namun jika Bank Sentral AS menaikkan tingkat bunga, sehingga Bank Sentral Indonesia (BI) juga harus merespon dengan menaikkan tingkat bunga, tentu kinerja dan hasil investasi akan terpengaruh.
Hal ini dialami pada tahun 2018 lalu, yang mana terjadi kenaikan tingkat suku bunga di Amerika Serikat dan Indonesia sehingga hasil investasi reksa dana pendapatan tetap yang konservatif sekalipun tetap membukukan kinerja yang negatif.
Baca juga: Ingin Investasi Jangka Panjang? Coba Reksa Dana Ini
Sejak beberapa minggu terakhir, sudah hampir tidak ada lagi berita yang membahas tentang potensi kenaikan bunga. Analis, ekonom dan ahli pasar modal lainnya mulai mengubah nada untuk tren suku bunga di 2019, dimana perkiraannya bisa tetap atau bahkan turun seiring dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang semakin baik.
Perubahan dan fluktuasi harga yang menyertai perubahan tersebut merupakan bagian risiko yang tidak terpisahkan dalam berinvestasi di pasar modal dan reksa dana.
Risiko ini akan berdampak buruk dan negatif, apabila sebagai investor kita terlalu reaktif dengan semua berita yang muncul dan berorientasi jangka pendek. Investasi di reksa dana adalah investasi jangka panjang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.