Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Bagaimana Menyikapi Perubahan saat Investasi Reksa Dana?

Kompas.com - 19/02/2019, 09:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebagai pengelola dana dan investor, tentu saja mengharapkan bahwa suku bunga tetap atau turun. Namun jika Bank Sentral AS menaikkan tingkat bunga, sehingga Bank Sentral Indonesia (BI) juga harus merespon dengan menaikkan tingkat bunga, tentu kinerja dan hasil investasi akan terpengaruh.

Hal ini dialami pada tahun 2018 lalu,  yang mana terjadi kenaikan tingkat suku bunga di Amerika Serikat dan Indonesia sehingga hasil investasi reksa dana pendapatan tetap yang konservatif sekalipun tetap membukukan kinerja yang negatif.

Baca juga: Ingin Investasi Jangka Panjang? Coba Reksa Dana Ini

Sejak beberapa minggu terakhir, sudah hampir tidak ada lagi berita yang membahas tentang potensi kenaikan bunga. Analis, ekonom dan ahli pasar modal lainnya mulai mengubah nada untuk tren suku bunga di 2019, dimana perkiraannya bisa tetap atau bahkan turun seiring dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang semakin baik.

Perubahan dan fluktuasi harga yang menyertai perubahan tersebut merupakan bagian risiko yang tidak terpisahkan dalam berinvestasi di pasar modal dan reksa dana.

Risiko ini akan berdampak buruk dan negatif, apabila sebagai investor kita terlalu reaktif dengan semua berita yang muncul dan berorientasi jangka pendek. Investasi di reksa dana adalah investasi jangka panjang.

Memang tidak dapat dipungkiri ada tahun-tahun dimana kinerja investasi reksa dana kurang baik, namun jika investor cukup sabar dan memberikan kesempatan dan waktu yang cukup kepada para manajer investasi untuk menjalankan strateginya, kinerja pada tahun yang buruk bisa terbayar pada saat tahun yang baik.

Risiko ini akan berdampak baik dan positif, apabila investor berorientasi jangka panjang dan melihat penurunan sebagai kesempatan untuk melakukan top up (penambahan).

Tidak mungkin harga saham dan obligasi naik terus menerus tanpa henti dan sebaliknya. Memiliki orientasi jangka panjang dan disiplin dalam melakukan investasi berkala serta pikiran yang positif merupakan kunci untuk menghadapi perubahan dalam investasi reksa dana.

Semoga bermanfaat...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com