Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Keuangan Pribadi yang Sehat dalam 6 Langkah

Kompas.com - 19/02/2019, 15:31 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Bulan Februari identik sebagai bulan kasih sayang karena momentum Valentine setiap tanggal 14 Februari. Banyak orang memanfaatkan momentum tersebut untuk mengekspresikan rasa sayang mereka pada orang-orang yang mereka cintai.

Momentum Valentine sebenarnya juga bisa Anda manfaatkan untuk menengok ke dalam, yaitu ke diri sendiri. Apakah Anda sudah cukup mencintai diri sendiri?

Salah satu cara mencintai diri sendiri adalah dengan memulai pengaturan keuangan yang sehat. Dengan keuangan yang sehat dan kuat, pada akhirnya Anda akan lebih leluasa pula memberi dan berbagi pada orang-orang yang kamu cintai.

Saatnya memberi perhatian pada diri sendiri dan memulai membangun keuangan pribadi yang sehat. Yuk, ikuti tips mudah dari HaloMoney.co.id berikut ini:

1. Periksa kesehatan keuangan

Langkah pertama membenahi keuangan pribadi yang mulai berantakan adalah dengan memeriksa lebih dulu kondisi keuangan seutuhnya. Ini supaya kamu bisa mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang kondisi keuangan dan mengetahui apa saja yang perlu Anda perbaiki. Cek lebih dahulu beberapa indikator penting ini.

Pertama, rasio likuiditas. Hitunglah nilai aset lancar kamu atau dana yang tersimpan di aset lancar seperti dana tunai di tangan, simpanan di tabungan dan deposito. Totalkan jumlahnya lalu bagilah dengan nilai pengeluaran bulanan kamu. Satuannya adalah bulanan.

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan sebuah aset untuk diubah secara cepat dan mudah menjadi uang tunai. Ini berguna untuk mengukur kemampuan Anda membiayai kebutuhan hidup sehari-hari manakala mendadak terjadi guncangan pendapatan akibat PHK atau kematian. Rasio likuiditas yang sehat adalah minimal 3 sampai 6 kali nilai pengeluaran bulanan.

Kedua, rasio utang. Totalkan jumlah beban cicilan utang Anda setiap bulan lalu bagilah nilainya dengan total pendapatan rutin per bulan. Seharusnya angkanya tidak lebih dari 35 persen dari total pendapatan bulanan. Bila lebih dari itu, berarti keuangan Anda belum sehat dan perlu langkah pengurangan beban utang supaya tidak rentan bangkrut.

Ketiga, kondisi arus kas bulanan. Apakah setiap bulan Anda masih sering mencatat defisit arus kas? Atau, berhasil mencetak surplus namun nilai surplusnya malah habis untuk konsumsi semata. Keuangan yang baik adalah keuangan yang tidak defisit. Itu berarti pendapatan yang ada memadai untuk menutup seluruh pos kebutuhan.

Sebaliknya, bila keuangan sering defisit bahkan membuat Anda sering berutang, maka itu adalah sinyal kuat bahwa kondisi keuangan pribadi kamu bermasalah.

2. Benahi masalah paling mendesak

Nah, langkah selanjutnya setelah Anda memeriksa kesehatan keuangan dan mengetahui masalah finansial, adalah lakukan pembenahan untuk masalah yang paling mendesak. Misalnya, masalah keuangan yang Anda hadapi saat ini adalah tagihan kartu kredit yang makin besar akibat ketidakdisiplinan menggunakan alat transaksi tersebut.

Supaya masalah utang kartu kredit tidak semakin memburuk, jangan tunda lagi untuk menyelesaikannya. Soalnya, bunga kartu kredit sangat mahal yang akan terus menggulung jumlahnya sehingga kian membengkakkan nilai tagihan Anda. Sisihkan sebagian penghasilan untuk membayar tagihan kartu kredit dalam nilai maksimal.

Sementara itu, buatlah komitmen pada diri sendiri untuk puasa dulu memakai kartu kredit, mencoba menghemat pos biaya yang masih bisa ditekan lagi supaya bagian pendapatan yang bisa Anda gunakan untuk membayar tagihan kartu kredit bisa lebih besar.

3. Bangun kebiasaan keuangan yang baik

Masalah keuangan satu per satu sudah mulai Anda benahi. Maka, langkah selanjutnya supaya kondisi keuangan selalu sehat adalah memulai kebiasaan keuangan yang baik. Mulai dari langkah kecil, yaitu membiasakan diri memiliki rencana anggaran dan belanja secara rutin.

Rencana anggaran dan belanja itu bisa kamu susun menjelang tanggal gajian. Tuliskan pada buku atau google sheet apa saja rencana pemasukan bulan mendatang, juga apa saja rencana pengeluaran mulai dari pengeluaran rutin sampai pengeluaran tahunan. Bila Anda merasa ribet menyusun sendiri, Anda bisa memanfaatkan aplikasi personal finance yang banyak tersedia gratis di Google Playstore atau iOS Appstore.

Membiasakan diri memiliki rencana pendapatan dan pengeluaran bisa membantu Anda selalu sadar dan tahu posisi keuangan. Dengan begitu, uang yang masuk ke rekening tidak keluar masuk begitu saja tanpa tujuan.

4. Menabung di awal penerimaan gaji

Ini banyak disepelekan orang. Padahal langkah ini sangat penting. Bila Anda memilih menabung di akhir setelah pendapatan digunakan untuk berbagai keperluan, percayalah, niscaya sisanya tinggal sedikit. Karena kebutuhan akan selalu ada, baik itu kebutuhan hidup sebenarnya ataupun kebutuhan yang sejatinya hanya termasuk kategori tuntutan gaya hidup.

Untuk menghindari kejadian “gagal menabung”, maka Anda perlu sedikit memaksa diri sendiri untuk menyisihkan sebagian pendapatan di awal penerimaan gaji untuk tabungan. Berapa yang perlu disisihkan? Rasio tabungan yang sehat minimal sebesar 10 persen. Anda bisa menyisihkan minimal 10 persen dari total pendapatan untuk ditabung sebagai bagian dari dana darurat.

5. Bijak memakai kartu kredit atau aplikasi belanja

Cara mencintai diri sendiri salah satunya adalah dengan memperkuat keuangan pribadi. Nah, salah satu ciri keuangan yang sehat dan kuat adalah keuangan yang tidak dibebani oleh beban utang berlebihan. Keuangan yang sehat juga dicirikan oleh tingkat pengeluaran konsumtif yang tidak dominan. Pengeluaran konsumtif harus seimbang dengan pengeluaran produktif.

Kartu kredit bisa menjadi salah satu godaan besar seseorang untuk melakukan pengeluaran konsumtif. Begitu juga kemunculan berbagai jenis aplikasi e-wallet yang memungkinkan Anda jajan atau bertransaksi dengan mudah memakai gadget di tangan. Bila Anda jeli, keberadaan kartu kredit ataupun aplikasi belanja seperti itu sebenarnya bisa membantu Anda lebih hemat, lho.

Manfaatkan saja promo-promo yang tengah gencar mereka tawarkan. Namun, selalu ingat, memanfaatkan promo-promo transaksi itu perlu menyesuaikan dengan budget yang sudah Anda anggarkan.

Misalnya, anggaran jajan Anda per bulan di luar makan, seperti ngopi atau camilan, adalah Rp300.000 per bulan. Anda bisa memakai aplikasi atau kartu kredit untuk keperluan jajan-jajan tersebut dengan memakai promo agar lebih hemat. Namun, ketika transaksi sudah menembus Rp300.000, ya, itu berarti Anda harus bisa menahan diri untuk tidak jajan lagi.

6. Miliki tujuan keuangan pribadi

Milikilah tujuan keuangan pribadi yang jelas supaya semangat Anda dalam bekerja terus terjaga. Tidak perlu muluk-muluk memasang tujuan keuangan, mulailah dari hal yang kecil-kecil saja. Misalnya, ingin membeli rumah pertama. Mulailah dengan mengetahui kebutuhan uang muka apabila hendak membeli rumah memakai kredit pemilikan rumah atau KPR.

Dengan memiliki tujuan keuangan yang spesifik Anda akan terbantu untuk fokus dalam mengelola keuangan pribadi. Kesehatan keuangan pun bisa lebih terkendali.

Itulah 6 langkah mudah membangun keuangan pribadi yang sehat. Gampang, kan? Yuk, mulai jalankan!


Artikel ini adalah kerjasama konten antara Kompas.com dengan HaloMoney.co.id. Isi konten menjadi tanggung jawab sepenuhnya HaloMoney.co.id.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com