Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Smartfren: Pemerintah Dorong Perusahaan Telekomunikasi untuk Saling Caplok

Kompas.com - 20/02/2019, 13:26 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Smartfren Telecom Merza Fachys mengatakan, wacana merger dan akuisisi perusahaan telekomunikasi di Indonesia dimulai dari gagasan pemerintah untuk melakukan konsolidasi.

Seiring dengan perkembangan teknologi, masyarakat mulai meninggalkan layanan suara dan teks menggunakan pulsa. Sebagian besar masyarakat menggunakan paket data untuk berkomunikasi melalui berbagai aplikasi.

"Pemerintah melihat secara makro industri bahwa dengan pemain terlalu banyak, dengan teknologi yang semakin cepat berubah, layanan telekomunikasi terjadi pergeseran, maka konsolidasi menjadi satu jalan yang bisa membuat industri ini jadi efisien," ujar Merza di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/2/2019).

Hal tersebut direspon pelaku telekomunikasi dengan melakukan diskusi dan analisa secara intensif. Pembahasan di antara mereka masih berlangsung hingga kini dan belum mencapai keputusan apapun.

Merza mengakui, konsolidasi berupa merger maupun akuisisi bukan hal yang mudah. industri telekomunikasi merupakan industri yang kompleks, sarat regulasi dan standarisasi. Tidak hanya menyangkut aspek lokal, tapi juga global.

"Kita lihat apa kira-kira kristalisais semua ini. Nanti dengan kabinet baru apakah masih berpendapat efisiensi industri dengan cara konsolidasi," kata Merza.

Smartfren sendiri merupakan perusahaan yang berpengalaman dalam hal merger dan akuisisi. Sebelum bergabung, Smart dan Fren masing-masing merupakan hasil merger dari beberapa perusahaan telekomunikasi.

Mereka punya struktur organisasi tersendiri, pemegang saham tersendiri, dan sistem jaringan tersendiri. Merza mengakui baru tiga tahun setelah merger, Smartfren bisa beroperasi optimal untuk menyelesaikan konsolidasi teknologi dan organisasi.

Oleh karena itu, kata Merza, butuh waktu panjang bagi para pelaku telekomunikais untuk memutuskan mengakuisisis atau menggabungkan diri dengan perusahaan lain.

"Diskusi itu untuk menghasilkan keputusan yang terbaik dan mendetil di smua aspek. Tidak hanya sekedar harga saham, tapi juga teknologi, pasar, modal, global investment," kata Merza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com