JAKARTA, KOMPAS.com - Sama halnya dengan hubungan percintaan, soal pekerjaan juga memiliki lika-liku tersendiri. Namun, bagaimana caranya kita bisa mengetahui kapan harus benar berhenti dari pekerjaan yang tengah ditekuni?
Dalam membangun sebuah karir, masing-masing dari kita tentu ingin memiliki jenjang karir yang matang, namun kerap kali dihadapkan pada pekerjaan-pekerjaan yang tak kunjung membuat diri kita berkembang.
Lalu bagaimana kita bisa benar-benar yakin telah melakukan hal yang tepat?
Berikut beberapa tips yang disadur dari Forbes, Kamis (21/2/2019) soal bagaimana berhenti bekerja, atau bahkan tidak sama sekali:
Akan sangat mudah bagi Anda merasa jenuh jika menuntut begitu banyak dari pekerjaan Anda. Atau, anda terlalu berharap terlalu banyak kepada perusahaan atau atasan Anda di kantor mengidentifikasi jalur karier yang paling tepat bagi Anda.
Alih-alih, jelaskanlah apa yang Anda inginkan dalam hidup dan bagaimana Anda ingin bekerja mendukung hal itu. Ketika Anda tahu apa tujuan Anda, Anda tahu tantangan apa yang layak untuk dilalui dan peluang mana yang benar-benar terbaik.
Terkadang sulit untuk memahami dari mana rasa rasa frustasi datang atau apa yang menyebabkan Anda tak benar-benar bisa terikat dengan pekerjaan Anda. Kerap kali, kita akan menyalahkan pekerjaan kita atas rasa lelah dan mulai berkurangnya antusiasme terhadap peran di tempat kerja kita.
Namun bisa jadi penyebab utama adalah rasa jenuh yang bertumpuk, yang juga dibarengi dengan kita yang mulai abai merawat diri sendiri hinggabbeban kerja yang besar namun menghasilkan sedikit kepuasan.
Jika ini terdengar seperti apa yang Anda alami saat ini, pertimbangkan apa yang dapat Anda lakukan untuk memulihkan energi Anda. Pilihannya termasuk mengambil liburan, bermeditasi untuk membantu mengelola rasa stres, atau melakukan olah raga.
Hal ini bisa saja sesimpel kenaikan gaji. Namun kerap kali terdapat faktor yang jauh lebih besar ketika Anda tengah mempertimbangkan hal-hal yang akan membuat Anda bertahan di pekerjaan saat ini atau Anda memang bersedia untuk bekerja di tempat Anda saat ini.
Bayangkan apa yang akan Anda rasakan setiap kali berangkat kerja. Izinkan diri Anda berfantasi tentang tanggung jawab dan peran yang ideal bagi Anda. Pikirkan pula bagaimana Anda ingin berelasi dengan kolega Anda di tempat kerja.
Banyak orang akan lebih memilih menunggu atasannya untuk berdiskusi soal karier dsn ketika hal tersebut tak terjadi, mereka akan berasumsi perusahaan tidak benar-benar peduli akan masa depan karirnya. Padahal, Anda sendirilah yang seharusnya menentuman karier seperti apa yang Anda inginkan.
Anda sendirilah yang memilih untuk melakukan pekerjaan di perusahaan yang mepekerjakan Anda. Lalu, mengapa bukan Anda sendiri yang menginisiasi percakapan soal pengalaman, tanggung jawab atau kesempatan yang membuat Anda tetap ingin tinggal.
Ini bukan soal memberi ultimatum, akan tetapi sikap kolaboratif Anda untuk bisa menyesuaikan keinginan dan pengalaman Anda dengan perusahaan.
Sebab kini perusahaan lebih terbuka dengan berbagai pilihan eksplorasi yang bisa membuat Anda lebih sukses.
Terkadang pengalaman wawancara mengingatkan kita mengapa kita memilih perusahaan kita sejak awal. Pengalaman tersebut sekaligus membuka pikiran kita untuk melihat apa yang benar-benar dapat kita capai jika diberi ruang untuk melakukannya. Dan, tentu saja, kita hanya dapat menemukan pekerjaan impian yang benar-benar cocok dengan tujuan kita.
Pertimbangkan berbagi hal dengan pimpinan Anda saat ini mengenai berbagai pilihan yang Anda miliki untuk mengembangkan diri di perusahaan.
Meninggalkan perusahaan karena Anda tidak tahan dengan orang-orang tertentu adalah salah satu alasan terburuk untuk meninggalkan pekerjaan. Peluang untuk bertemu orang yang membuat Anda tersandung dengan cara yang sama di tempat kerja Anda berikutnya cukup tinggi. Lagipula, bukan orangnya yang bermasalah, tetapi perilaku mereka yang memicu Anda.
Manfaatkan kesempatan ini untuk mempelajari cara mengatasi hal-hal semacam itu. Lihatlah situasi Anda saat ini sebagai tempat pelatihan yang baik untuk meningkatkan keterampilan interpersonal Anda.
Jika Anda merasa berhenti adalah hal yang benar untuk dilakukan, lakukanlah dengan anggun. Secara umum, setidaknya Anda memberi tenggat waktu dua minggu sebelum Anda benar-benar berhenti dari pekerjaan Anda saat ini.
Di tambah lagi, akan jauh lebih baik bagi Anda ketika keluar dengan banyak catatan positif. Jangan ragu untuk meminta kelenturan tanggal mulai bekerja dari atasan Anda di perusahaan baru. Jika mereka tahu Anea memiliki ikatan yang baik dengan bos Anda sebelumnya, mereka biasanya akan menghargai betapa seriusnya Anda mengambil dalam memegang komitmen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.