Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Program Padat Karya, Upaya Kementan Sejahterakan Petani

Kompas.com - 21/02/2019, 13:30 WIB
Mico Desrianto,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi


KOMPAS.com
- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan bahwa program padat karya yang sudah dijalani sejak 2015, digagas sebagai upaya mengurangi angka kemiskinan sekaligus mensejahterakan petani.

Ini terjadi, karena Kementan menilai wilayah kemiskinan erat kaitannya dengan pedesaan. Dengan adanya program padat karya itu diharapkan mampu menjadi solusi peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan yang mayoritasnya berprofesi sebagai petani.

"Program padat karya infrastruktur pertanian ini diharapkan dapat menyentuh langsung kebutuhan publik sehingga dapat memberikan peningkatan produksi pertanian, juga pengentasan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja," ujar Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy sesuai rilis yang Kompas.com terima, Kamis (21/2/2019).

Adapun fokus utama program tersebut adalah pada pembangunan infrastruktur pertanian, khususnya di sektor irigasi.

"Program padat karya fokusnya pada irigasi pertanian melalui rehabilitasi dan peningkatan fungsi jaringan irigasi tersier serta pengembangan irigasi perpompaan," kata Sarwo Edhy.

Tak hanya mensejahterkan petani, kata Edi, program padat karya juga bisa sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional. 

Baca juga: Pengelolaan Irigasi dan Drainase Dukung Ketahanan Pangan

Sementara itu, terkait pelaksanaan program padat karya di sektor irigasi, mulai dari perencanaan, pembangunan hingga perawatan dilakukan secara gotong royong oleh seluruh elemen yang terkait, seperti Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan Kelompok Tani (Poktan).

"Kegiatan program padat karya oleh masyarakat (P3A dan Poktan) dilakukan melalui pola transfer dana pemerintah langsung ke rekening kelompok penerima manfaat," tutur Sarwo.

Lebih jauh Sarwo menjelaskan, selain Padat Karya, banyak program yang digagas Kementan telah mendapatkan hasil positif bagi peningkatan produk hingga kesejahteraan petani.

Diantaranya program pengembangan dan pengelolaan air, sistem pembiayaan usaha, sistem mekanisasi, asuransi pertanian, fasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi dan pendaftaran maupun pengawasan.

"Secara nyata program tersebut telah memberi dampak terhadap peningkatan Indeks Pertanaman (IP), penambahan luas baku lahan, penambahan luas tambah tanam, perlindungan usaha tani, dan peningkatan produktivitas," tutup Sarwo.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com